Baubau (ANTARA) - Wali Kota Baubau Sulawesi Tenggara La Ode Ahmad Monianse mengajak seluruh pihak yang ada di daerah tersebut agar bersinergi dalam menyatukan persepsi dan upaya mengatasi kasus gagal tumbuh anak akibat gizi kronis atau stunting.
"Saya mengajak semua untuk bersama-sama memikirkan upaya penguatan dalam penanganan stunting baik keluarga sendiri maupun keluarga yang menjadi sasaran," kata Wali Kota Baubau saat menghadiri tatap muka bersama Tim Pendamping Keluarga Kenurunan Stunting di Baubau, Selasa (23/5).
Monianse mengutip data hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Baubau masih berada di angka 26 persen atau hanya turun satu persen dari data tahun 2021 di angka 27 persen.
Sementara, lanjut dia, pemerintah pusat menargetkan angka kasus stunting atau gagal tumbuh anak akibat gizi kronis turun menjadi 14 persen di tahun 2024. "Semua harus bergerak perangi stunting, siapapun dia, tidak harus kader, tetapi guru-guru dan pegawai harus menurunkan stunting," ujar Wali Kota.
Menurutnya, dengan jumlah pegawai Pemkot Baubau yang sebanyak kurang lebih 5.000 orang jika bergerak bersama maka bisa mengatasi kasus stunting di daerah tersebut. Ia mengatakan, untuk mencapai target nasional angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024, Pemkot Baubau harus mampu menurunkan angka stunting sebanyak 12 persen pada tahun ini karena prevalensi stunting masih berada di angka 26 persen.
Karena itu menurutnya, keikutsertaan semua pegawai untuk memerangi stunting sangat dibutuhkan agar penurunan angka kasus kekerdilan bisa semakin cepat teratasi. “Jadi kami dari pemerintah daerah akan menggerakkan ASN yang 5.000 orang itu agar memiliki konsep yang sama tentang bagaimana intervensi stunting yang benar,” ujarnya.
Ia juga menekankan, program organisasi perangkat daerah yang berkaitan dengan intervensi spesifik penurunan angka stunting harus jelas sasarannya. Dimana saat ini, lokus stunting di Baubau sebanyak 12 tempat.
“Sama halnya kalau kita berperang, jangan semua tempat kita tembak yang pada akhirnya yang kena angin. Sehingga kalau kita sadar betul peluru kita terbatas, maka cari dimana tempat berkumpulnya, baru kita bombardir,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Baubau, Ali Arham menambahkan Tim Pendamping Keluarga yang selama ini menjadi garda terdepan memerangi stunting berjumlah 300 orang terdiri atas 100 orang bidan, 100 kader PKK serta 100 orang kader KB. Mereka tersebar di 43 kelurahan se-Kota Baubau.
“Tugas tim pendamping keluarga melaksanakan pendampingan meliputi penyuluhan, fasilitasi penerimaan program bantuan sosial dan pengamatan berkelanjutan untuk mendeteksi dini risiko stunting dengan sasaran calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan balita,” jelasnya.
Baca juga: Wagub NTB meminta penanganan stunting harus tepat sasaran
Baca juga: Duta genre berperan cegah stunting dari hulu
Ali berharap, sebagaimana yang telah disampaikan Wali Kota Baubau agar ke depan semua pegawai dapat terlibat menurunkan angka stunting. "Apalagi saat ini, pihaknya mendata, masih ada sebanyak 5.490 keluarga di Baubau berisiko stunting," kata Ali.