"Di Program Bangkit, kami mempelajari dasar-dasar cloud computing (komputasi awan) untuk menerapkan aplikasi, memantau operasional, dan mengelola solusi perusahaan dengan spesialisasi ini," kata Elsa sebagaimana dikutip dalam siaran pers Google Indonesia pada Sabtu yang diterima di Jakarta.
Lewat Program Bangkit, Elsa juga bisa belajar bahasa Inggris dan manajemen waktu. "Saya bersyukur dapat belajar banyak di Program Bangkit, karena kini saya mampu mengaplikasikan kemampuan hard skill terkait cloud computing dan juga soft skill seperti penggunaan Bahasa Inggris langsung di dunia kerja," katanya.
Bekal kemampuan yang diperoleh lewat Program Bangkit membuka jalan bagi Elsa untuk bekerja sebagai associate system engineer di satu perusahaan teknologi asal Amerika Serikat. Di perusahaan tempat dia bekerja, Elsa bertanggung jawab atas pusat data untuk membantu calon pelanggan mendapatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. "Di sini, saya mengusulkan solusi kepada pelanggan dalam skala perusahaan. Namun untuk kepentingan yang lebih besar, saya perlu melakukan presentasi kepada pihak yang dituju sebagai pemasok," katanya.
Elsa, yang mengambil jurusan teknik elektro saat kuliah, mempelajari komputasi awan karena penggunaan teknologi itu dalam dunia kerja terus berkembang. Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menyampaikan bahwa Program Bangkit selaras dengan tujuan Kampus Merdeka, yaitu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kompetensi melalui berbagai pembelajaran di luar kampus.
"Selama satu semester mahasiswa akan mempelajari secara intensif berbagai kompetensi di bidang teknologi dan mengembangkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nyata di dunia industri," katanya.
Program Bangkit adalah program pengembangan kompetensi mahasiswa untuk berkarir di dunia teknologi yang dirancang bersama oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Google, serta perusahaan dan perguruan tinggi mitra.
Baca juga: Kampus perkuat teori dasar penuhi kebutuhan SDM masa depan
Baca juga: Kemendikbudristek sebut Program Bangkit luluskan 2.517 talenta digital
Program Bangkit cukup diminati para mahasiswa. Dalam tiga tahun terakhir ada lebih dari 100.000 yang mengajukan lamaran untuk mengikuti program tersebut. Sejak tahun 2020 hingga 2022 tercatat sudah ada 5.100 orang yang lulus pendidikan bidang machine learning, cloud computing, dan android development melalui program tersebut.