Jakarta (ANTARA) - Uni Eropa (UE) menekankan lima isu penting dalam upaya mereka memperkuat keterlibatan dengan mitra Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di kawasan Indo-Pasifik.
"Kami, masyarakat Eropa, ingin meningkatkan keterlibatan dengan mitra di kawasan," kata Perwakilan Tinggi/Wakil Presiden Komisi Eropa Josep Borrell dalam Forum ke-30 Kawasan ASEAN di Jakarta, Jumat.
Borrell mengatakan Uni Eropa ingin meningkatkan keterlibatannya dengan mitra ASEAN dalam penanganan isu-isu yang dihadapi di kawasan Indo-Pasifik. Untuk meningkatkan keterlibatan itu, ia menekankan lima isu penting yang perlu disadari bersama. Pertama adalah keterkaitan antara krisis iklim dan keamanan. "Saat kita mendiskusikan situasi geopolitik, kita semua harus sama-sama menyadari dampak perubahan iklim yang masif dan terus berkembang terhadap perdamaian dan keamanan.
Iklim ekstrem yang berulang, kenaikan suhu dan permukaan laut, kekeringan dan kelangkaan air, menurut dia, semua itu dapat menciptakan migrasi penduduk, pandemi, kerusuhan sosial, ketidakstabilan, dan konflik, yang pada gilirannya memiliki implikasi keamanan yang serius.
Pada 2050, lebih dari satu miliar orang akan kekurangan akses terhadap air. Degradasi tanah dan kekeringan juga akan membayangi situasi di masa yang akan datang. Mengingat hubungan lintas sektoral antara perubahan iklim dan keamanan, Uni Eropa menilai ARF perlu memperhatikan ancaman perubahan iklim dan degradasi lingkungan terhadap perdamaian, keamanan, dan pertahanan.
Berikutnya, isu yang ditekankan Borrell dalam forum tersebut adalah terkait Semenanjung Korea. Peluncuran rudal yang terus berlanjut oleh Korea Utara (Korut), seperti rudal balistik ICBM yang baru diluncurkan dua hari lalu, serta penggunaan senjata nuklir, dinilai dapat mengancam perdamaian dan keamanan di kawasan.
Upaya untuk mencapai keamanan yang berkelanjutan harus dilakukan dengan menghentikan peluncuran rudal dan uji coba nuklir oleh Korut. Penghentian ini menjadi kunci bagi kelanjutan dialog dengan pihak-pihak utama. "Uni Eropa siap mendukung proses diplomatik baru yang ditujukan untuk membangun perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan di Semenanjung Korea," kata Borrell.
Baca juga: Desa Kembang Kuning NTB menjadi delegasi Indonesia di Forum ASEAN
Baca juga: Kanada tak ragu pentingnya bermitra dengan ASEAN
Berikutnya adalah bahwa isu terkait krisis di Myanmar harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Penindasan terhadap warga sipil oleh junta militer, kata Borrell, harus dihentikan. Isu lainnya yang masih menjadi tantangan bagi masyarakat di kawasan Indo-Pasifik adalah terkait Taiwan dan Laut China Selatan.
Uni Eropa menegaskan perlunya menjaga perdamaian, stabilitas dan mempertahankan status quo di Selat Taiwan. Sementara itu, invasi militer Rusia di Ukraina juga disebut sebagai permasalahan yang perlu diatasi bersama-sama dengan mitra di kawasan. "Kami terus menentang perang agresi ilegal Rusia terhadap Ukraina, yang secara terang-terangan melanggar hukum internasional dan Piagam PBB," demikian kata Borrell.
Berita Terkait
Borrell dukung Uni Eropa tingkatkan bantuan militer
Minggu, 10 November 2024 11:13
Menko Perekonomian Airlangga sebut investor tekstil Taiwan minta Indonesia rampungkan IEU-CEPA
Jumat, 1 November 2024 18:49
Inggris, Uni Eropa, dan Kanada jatuhkan sanksi baru kepada militer Myanmar
Rabu, 30 Oktober 2024 13:44
Kesetaraan jender dimulai dengan perempuan
Rabu, 30 Oktober 2024 7:30
Lebih 60 persen orang Eropa sebut diskriminasi masalah signifikan
Rabu, 23 Oktober 2024 5:38
Keamanan Uni Eropa berisiko bila Israel serang nuklir Iran
Kamis, 17 Oktober 2024 12:02
Penolakan membeli energi Rusia ancam pertumbuhan ekonomi EU
Kamis, 10 Oktober 2024 4:08
Menjatuhkan sanksi dua menteri ekstrimis dikritik Israel
Jumat, 30 Agustus 2024 5:48