Direktur Pembenihan Holtikultura dan Wakil Bupati Lombok Timur panen raya bawang putih di kaki Rinjani

id Bawang Putih,Bawang Putih di Lombok Timur,Bawang ,Rinjani,Lombok Timur,Sembalun

Direktur Pembenihan Holtikultura dan Wakil Bupati Lombok Timur panen raya bawang putih di kaki Rinjani

Direktur Pebenihan Holtikultura, Dr Inti Pertiwi Nashwari SP MSi bersama wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi dan sejumlah pejabat beserta Forkompincam Sembalun, panen raya bawang putih di lahan milik warga di kaki Gunung Rinjani, Desa Sembalun Bumbung  Selasa (25/7). 

Selong, Lombok Timur (ANTARA) - Direktur Pebenihan Holtikultura, Dr Inti Pertiwi Nashwari SP MSi bersama wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi dan sejumlah pejabat beserta Forkompincam Sembalun, panen raya bawang putih di lahan milik warga di kaki Gunung Rinjani, Desa Sembalun Bumbung  Selasa (25/7). 

Direktur Pembenihan Holtikultura Kementerian Pertanian Dr Inti Pertiwi Nashwari kepada wartawan di Sembalun, Selasa, mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya setelah melihat bawang putih yang ditanam di lahan seluas 30 are milik salah satu anggota kelompok tani Pusuk Pujata bisa tumbuh dengan subur dan produktif.

"Alhamdulillah, kita bisa bersama-sama panen raya perdana bawang putih. Ini menunjukkan komitmen bersama dalam program swakelola MT 2023," katanya.

Diktorat Pembenihan Holtikultura bekerjasama dengan kelompok tani Pusuk Pujata Sembalun untuk menyiapkan benih bawang putih. Dalam kontrak kerjasamanya sebanyak 72 ton, dilaksanakan di lahan seluas 18 hektar oleh kelompok tani tersebut.

"Hari ini kita panen, kami menilai bahwa kerjasama ini sangat baik petani juga merasakan manfaat dari program ini," ujar Pertiwi. 

Dimana, lanjut Pertiwi, kelompok tani Pusuk Pujata mendapatkan modal yang cukup, baik dari pengolahan lahan, bibit, saprodi dan pupuk. Sehingga perlakuan bawang putih itu maksimal sesuai dengan harapan bersama.

"Karena yang kami berikan adalah, sesuai dengan kebutuhan petani bukan hanya benih," ujar Pertiwi. 

Ternyata, menurutnya dengan pola seperti ini petani lebih bersemangat. Bagaimana tidak modal disipakan begitu juga dengan kebutuhan-kebutuhannya di cukupi dan tidak dihemat. 

"Program swakelola ini bisa jadi pelajaran dan contoh bagi kita semua,  khususnya petani di Sembalun. Kalau mau mendaptkan hasil maksimal dan produktivitas tinggi dan umbinya beser, ya perlakuannya harus seperti itu," jelas Pertiwi.

Program ini tidak hanya sampai disini, ke depan pihaknya akan terus bekerja sama dengan kelompok tani yang ada di Sembalun. Tentunya dengan pola swakelola seperti saat ini. 

Menurutnya, dengan pola seperti itu pemerintah mendapatkan jaminan ketersediaan benih sesuai dengan harapan pemerintah bahwa, Sembalun dijadikan sentera benih bawang putih. Begitu juga masyarakat mendapatkan jaminan modal dan jaminan pasar.

"Tahun ini kami coba di dua tempt sentra bawang putih yakni di Sembalun 72 ton dan di Tegal 28 ton. Di dua tempat ini kita jadikan pilot project, maka terget kita dalam program ini 100 ton,"jelasnya.

Tapi tidak menutup kemungkinan, sambung Pertiwi itu bisa bertambah, karena kebutuhan pemerintah dalam menyiapkan benih bawang putih pertahun itu 600 ton. Maka ini peluang masyarakat atau petani Sembalun untuk mengembalikan kejayaan bawang putih di daerah setempat.

"Saya rasa, setelah melihat produktivitasnya disini mungkin lebih tinggi dari pada di Tegal. Setelah di hitung dari PPL ubinannya lebih tinggi, saya takjub liht hasilnya," ucapnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi sangat mengapresiasi program swakelola ini. Menurutnya program tersebut bisa mensejahterakan masyarakat.

"Kami atas nama Pemkab Lotim dan masyarakat Lombok Timur, khususnya petani di Sembalun sangat mengapresiasi ibu Direktur yang mau bekerja sama dengan masyarakat kami di sini," ucapnya.

Karena program ini, sambungnya salah satu jalan keluar yang diberikan oleh pemerintah pusat dan khususnya oleh ibu Direktur Pembenihan Holtikultura. 

"Sehingga ini sebagai jalan keluar apa yang menjadi kesulitan petani bawang putih di Sembalun bisa di atasi," kata Rumaksi.