BI: pertumbuhan sektor pariwisata NTB menurun

id Pertumbuhan pariwisata

BI: pertumbuhan sektor pariwisata NTB menurun

Turis asing menikmati keindahan pantai di Pulau Lombok. (ANTARA Foto) (1)

"Penghentian rute penerbangan Australia-Lombok dan sebaliknya juga berkontribusi"

Mataram (Antara NTB) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat Prijono mengatakan perkembangan pariwisata di NTB pada 2015 menunjukkan penurunan karena adanya kebijakan moratorium rapat pegawai negeri sipil di hotel.

"Maskapai penerbangan Australia tujuan Lombok dan sebaliknya yang sudah dihentikan juga berkontribusi terhadap laju pertumbuhan sektor transportasi dan akomodasi pariwisata," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Prijono, di Mataram, Kamis.

Ia menyebutkan, laju pertumbuhan wisatawan tercermin dari indikator pertumbuhan tamu hotel kelas bintang yang tumbuh sebesar 1,28 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 25,21 persen.

Prijono menambahkan, berkurangnya kunjungan wisatawan ke NTB sepanjang 2015, juga menyebabkan pertumbuhan sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil (PBER) melambat.

Sektor PBER dan komponen konsumsi saling terkait karena 60 persen nilai tambah dari sektor PBER digunakan untuk konsumsi, baik oleh masyarakat maupun pemerintah.

"Sehingga laju pertumbuhan agregat konsumsi melemah di tahun 2015, kinerja sektor PBER juga menurun," ujarnya.

Dari sisi pembiayaan, kata Prijono, penyaluran kredit di sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada 2015 juga mengalami penurunan pertumbuhan.

Penyaluran kredit di sektor PHR tumbuh sebesar 4,91 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 9,82 persen.

Kredit sektor perdagangan merupakan sektor kredit yang memiliki pangsa paling besar untuk kredit produktif, sehingga perlambatan perekonomian yang ada relatif tercermin dari perkembangan kredit sektor perdagangan.

"Penyaluran kredit di sektor PHR diharapkan dapat memicu pertumbuhan lapangan kerja baru di sektor perdagangan, khususnya perdagangan komoditi khas daerah guna mendukung perekonomian lokal," kata Prijono. (*)


Editor: Awaludin
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.