Karawang (ANTARA) - Di antara sejumlah hal yang perlu diperhatikan seseorang saat memutuskan untuk mengendarai mobil listrik, waktu dan rencana perjalanan merupakan salah duanya, menurut General Manager Engineering Management Divison PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Irwin Tristanto.
"Andai kata traveling, ke SPBU ngisi cuma dua menit tiga menit, selesai. Kalau BEV kan harus charging artinya ada yang harus di-sarcrifice waktunya customer. Nah memang behavior itu yang memang perlu disesuaikan," ujar dia di xEV Center, Karawang, Jawa Barat.
Irwin mengatakan pengguna mobil listrik perlu merencanakan perjalanannya termasuk menghitung kecukupan baterai mobil dengan jarak yang akan ditempuh.
"Harus sudah lebih ter-planning mau ke mana. Dia bisa mengestimasi km tersisa berapa kan ada informasinya. Misalnya akan menempuh 100-200 km, baterai cukup enggak, artinya perlu di-charge. Amannya sampai rumah di-charge, itu pun kalau cukup. di rumah ada charging," jelas dia.
Berbicara pengisian daya untuk kendaraan listrik di rumah misalnya, setidaknya diperlukan kapasitas daya minimal 3000 VA.
Pembahasan mengenai pentingnya perilaku berkendara dalam konteks mobil listrik juga disampaikan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam dalam kesempatan yang sama. Dia lalu menuturkan tentang pentingnya perilaku berkendara yang aman.
"Khusus untuk mobil listrik ini behavior harus berubah. Safety behavior juga harus lebih baik. Bicara mobil listrik bukan hanya mengenai nikelnya, mobilnya, tetapi harus berbicara mengenai orangnya," ujar dia yang juga berpendapat ke depannya diperlukan revolusi berkendara.
Bob Azam lalu mengatakan bahwa nantinya tidak menutup kemungkinan kendaraan listrik menjadi alat transportasi alternatif masyarakat misalnya di perkotaan.
Baca juga: Penggunaan kendaraan listrik di Indonesia kian masif
Baca juga: Ramah lingkungan, Mobil hybrid masih jadi kendaraan pilihan masyarakat
"Mungkin akan jadi kendaraan alternatif di perkotaan, bisa di-charging di rumah. Mungkin starting dengan yang sifatnya practical seperti itu. Kita juga masih menerka-nerka," demikian kata dia.
Kemudian, berbicara tentang teknologi baterai menyentuh penggunaan nikel, dia menuturkan Toyota mempertimbangkan keefisienan teknologi dan mencari solusi untuk mendukung industri nikel di Indonesia.
Berita Terkait
Korlantas kerahkan alat bantu pengendali lalu lintas WWF
Rabu, 8 Mei 2024 5:27
Kakorlantas serahkan bantuan kendaraan listrik untuk IKN
Senin, 6 Mei 2024 5:12
FAST temukan inovasi pemadam api baterai EV
Minggu, 5 Mei 2024 6:37
Dikunjungi Presiden Jokowi, Dirut PLN paparkan kesiapan ekosistem kendaraan listrik di PEVS 2024
Sabtu, 4 Mei 2024 20:03
Produk konversi kendaraan SMKN 3 Mataram mampu tekan emisi karbon
Rabu, 1 Mei 2024 12:46
Ini rangkaian perjalanan PLN dan SMKN 3 Mataram wujudkan penerapan EV di NTB
Selasa, 30 April 2024 22:48
Mandalika EV Experience Chapter II: wujud komitmen PLN dorong ekosistem transportasi hijau
Minggu, 28 April 2024 12:04
PLN sambut kehadiran peserta EV Journey Experience di Mandalika Lombok
Sabtu, 27 April 2024 17:32