"Pemilu itu kan sebenarnya proses, suatu proses dinamika untuk menjadi suatu negara yang besar, dan pemilu itu poinnya bukan hanya soal menentukan pilihan, tapi juga belajar untuk menghargai pilihan orang yang berbeda, " ujar Yuda dalam Seminar Nasional Edukasi Politik di Jakarta, Jumat.
Dia mengingatkan generasi muda untuk tidak terjebak dalam hal-hal yang bersifat emosional yang banyak terjadi saat kampanye.
Menurut dia, generasi muda harus bisa menjadi pemilih rasional dengan berbasiskan pada data yang ada. Dia mengatakan generasi muda harus memikirkan bahwa keputusan yang diambil tersebut akan menentukan nasib bangsa dalam lima tahun ke depan.
“Pemilu 2024 akan dilangsungkan tepat pada 14 Februari. Ini sangat menarik karena juga bertepatan dengan hari raya kasih sayang, yaitu hari hari kasih sayang yang identik dengan orang muda. Sebagai rektor dan neurolog, saya perlu mengingatkan pentingnya keputusan orang muda dalam menggunakan hak suaranya," tambah dia.
Suara generasi muda, kata dia, menentukan masa depan mereka dan masa depan bangsa. Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab generasi muda untuk menentukan masa depan Indonesia.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI August Mellaz mengatakan dari berbagai kajian pemilu disebutkan apabila suatu negara dapat menjalankan pemilu dengan baik selama lima kali berturut-turut maka dapat dijadikan rujukan pelaksanaan demokrasi di seluruh dunia.
Baca juga: Polling Institute: Elektabilitas Prabowo-Gibran tunjukkan tren kenaikan
Baca juga: KPU sebut ada usulan debat capres-cawapres ke-5 tanpa penonton
“KPU berupaya agar masyarakat memahami pelaksanaan pesta demokrasi kita. Harapannya agar masyarakat menjadi pemilih cerdas, khususnya para pemilih pemula,” kata August.
Untuk itu, August mengajak masyarakat untuk turut mengawal proses demokrasi di Tanah Air.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan pernyataan sikap dalam situasi politik, di antaranya mengambil bagian dalam pemilu, mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan, melibatkan orang muda dan mahasiswa dalam aksi-aksi nyata meningkatkan kemandirian dan kebebasan dalam pemilu berdasarkan suara hati dan akal sehat, dan mengecam dan menolak keras sikap memperalat anak muda dan mahasiswa dan segala bentuk kekerasan mengatasnamakan kesuksesan pemilu.
Untuk itu, August mengajak masyarakat untuk turut mengawal proses demokrasi di Tanah Air.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan pernyataan sikap dalam situasi politik, di antaranya mengambil bagian dalam pemilu, mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan, melibatkan orang muda dan mahasiswa dalam aksi-aksi nyata meningkatkan kemandirian dan kebebasan dalam pemilu berdasarkan suara hati dan akal sehat, dan mengecam dan menolak keras sikap memperalat anak muda dan mahasiswa dan segala bentuk kekerasan mengatasnamakan kesuksesan pemilu.