Direktur Kemenparekraf puji film The Big 4

id KKN di Desa Penari, The Big 4, film Indonesia

Direktur Kemenparekraf puji film The Big 4

Direktur Industri Kreatif, Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) M Amin Abdullah (pertama kanan) dalam forum diskusi di Jakarta, Kamis (1/2/2024). (ANTARA/Abdu Faisal)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Industri Kreatif, Musik, Film dan Animasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) M Amin Abdullah memuji film The Big 4 dan KKN di Desa Penari.

"Film The Big 4 memiliki kemampuan menghadirkan genre baru, perpaduan antara komedi dan aksi. Sedangkan KKN di Desa Penari, mampu memasukkan nilai moral ke dalam film horor," kata Amin dalam acara diskusi bersama peneliti, pelaku industri, sineas, dan awak media di Jakarta, Kamis.

Amin mengemukakan bahwa para sineas yang terlibat dalam produksi film KKN di Desa Penari telah berhasil menampilkan sisi horor yang spesifik dari Asia Tenggara, khususnya Indonesia.

Menurut dia, film tahun 2022 itu memiliki alur cerita dan pertunjukan yang berakar pada cerita mistis rakyat yang otentik. Selain disambut hangat di Indonesia, film KKN di Desa Penari mencatatkan rekor Box Office di Malaysia, Singapura, dan Brunei.

PwC Indonesia dan LPEM Universitas Indonesia dalam hasil studinya menyampaikan bahwa industri layar di Indonesia berpotensi berkembang pesat. Namun demikian, faktor-faktor seperti keterbatasan tenaga kerja dan kesenjangan keterampilan, infrastruktur yang kurang memadai, tantangan regulasi, dan keterbatasan pendanaan untuk proyek independen dapat menghambat perkembangannya.

Baca juga: Nadila Ernesta keluar dari zona nyaman melalui film "Bonnie"
Baca juga: "Bonnie" menjadi karya film debut Livi Ciananta

Menurut PwC Indonesia dan LPEM Universitas Indonesia, kebijakan-kebijakan strategis dapat dijalankan untuk mendukung perkembangan industri layar di Indonesia, antara lain penyederhanaan dan pembaruan regulasi untuk memperlancar urusan perizinan, penegakan hukum terkait Hak Atas Kekayaan Intelektual, dan penyediaan dukungan pariwisata.

Selain itu, disampaikan pula opsi kebijakan berkenaan dengan pembaharuan dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia lewat meningkatkan pendidikan film, investasi pada komunitas, tawaran insentif untuk menarik investor global dan lokal ke industri layar, hingga pengadaan lokakarya inkubasi film.