Banjir bandang di Sumbar, 43 orang meninggal dunia

id korban banjir bandnag,banjir lahar dingin,sar padang,pencarian korban banjir,bencana sumbar,Sumbar,Banjir bandang di Sumbar,Banjir Sumbar

Banjir bandang di Sumbar, 43 orang meninggal dunia

Sejumlah warga melintas di depan masjid yang terdampak banjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. ANTARA/Muhammad Zulfikar

Padang (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kota Padang, Sumatera Barat melaporkan hingga Senin siang pukul 13.00 WIB korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin Gunung Marapi maupun banjir bandang di tiga wilayah di provinsi itu mencapai 43 orang.

"Total keseluruhan korban meninggal dunia di beberapa tempat mencapai 43 orang," kata Kepala SAR Kota Padang, Sumbar, Abdul Malik, di Padang, Senin.

Rinciannya, 19 orang korban meninggal dunia dari Kabupaten Agam, 14 di Kabupaten Tanah Datar, delapan di Kabupaten Padang Pariaman dan dua korban asal Kota Padang Panjang. Dari jumlah itu, Basarnas melaporkan korban yang sudah berhasil teridentifikasi berjumlah 38 orang.
Dengan penambahan korban jiwa tersebut SAR juga memperbaharui jumlah korban yang belum ditemukan yakni 15 orang. Rinciannya 12 di Kabupaten Tanah Datar dan tiga orang di Kabupaten Agam.
"Sampai saat ini tim pencarian masih mencari keberadaan warga yang dilaporkan hilang," kata Abdul.
Kepala SAR Kota Padang menjelaskan pencarian korban hilang yang diduga terseret arus banjir bandang tersebut difokuskan pada sektor-sektor yang telah ditentukan. Penyisiran korban hilang dilakukan dari Kota Padang Panjang hingga aliran Sungai Batang Anai.
Untuk memaksimalkan pencarian korban, Basarnas Kota Padang dibantu oleh Basarnas Pekanbaru. Kemudian informasi teranyar, Basarnas Mentawai dan Basarnas Jambi hingga Basarnas pusat juga akan turut membantu pencarian korban yang belum ditemukan.
Pada kesempatan itu, Abdul mengatakan luasnya areal yang terdampak banjir bandang maupun banjir lahar dingin Gunung Marapi merupakan salah satu tantangan tim pencarian dan pertolongan di lapangan. Oleh karena itu, diperlukan banyak peralatan serta sumber daya manusia yang ahli di bidangnya.