Direktur Mitigasi Bencana BNPB Berton Panjaitan mengatakan perubahan iklim telah memberikan dampak nyata terhadap peningkatan bencana meteorologi di Indonesia.
"Pencetus perubahan iklim perlu kita waspadai," ujarnya dalam forum diskusi Denpasar 12 yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Berton mengatakan perubahan iklim menyebabkan peningkatan curah hujan maupun penurunan curah hujan yang tinggi di sebagian wilayah, suhu ekstrem, cuaca ekstrem, hingga puting beliung.
Bahkan, banjir bandang di Sumatera Barat beberapa waktu lalu akibat hujan ekstrem telah membawa material-material erupsi Gunung Marapi dan menimbulkan bencana lokal di wilayah tersebut.
Data BNPB pada 1 Januari hingga 13 Mei 2024, Indonesia mengalami 761 bencana alam. Jenis bencana paling banyak adalah banjir, cuaca ekstrem, dan tanah longsor dengan angka masing-masing mencapai 506, 142, dan 61 kali.
Baca juga: RI suggests three approaches for handling child victims of terrorism
Baca juga: BNPB mencatat 3.121 jiwa terdampak banjir di Konawe Utara
Baca juga: RI suggests three approaches for handling child victims of terrorism
Baca juga: BNPB mencatat 3.121 jiwa terdampak banjir di Konawe Utara
Lebih lanjut Berton mengungkapkan bahwa mitigasi adalah upaya untuk mengurangi atau mencegah dampak bencana. BNPB memiliki bentuk mitigasi struktural dan non-struktural, namun keduanya itu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.
"Kami berharap agar membuat TikTok secara masif terhadap pengurangan risiko bencana. Saat ini TikTok menjadi hal yang penting untuk bisa kita gunakan karena media konvensional tidak terlalu diminati oleh anak muda lagi," kata Berton.*