PT Pupuk Indonesia (Persero) mendukung peningkatan produktivitas pertanian yang terdampak banjir di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) lewat penyaluran bantuan pupuk.
Bantuan sebanyak 294.280 ton pupuk NPK Phonska Plus senilai Rp2,53 miliar ke tujuh kabupaten di Sulsel. Bantuan secara simbolis diberangkatkan langsung oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Amran Sulaiman dari Kantor Gubernur Sulsel, di Makassar, Senin.
“Sebagai BUMN, kehadiran Pupuk Indonesia harus bisa dirasakan oleh masyarakat, dalam operasional bisnisnya tidak hanya menghasilkan produk berkualitas. Bantuan ini menjadi salah satu wujud komitmen Pupuk Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.
Adapun bantuan ratusan ribu ton Phonska Plus tersebut dikirim untuk lahan pertanian yang terendam banjir di Kabupaten Wajo (sebanyak 131.000 ton), Bone (53.000 ton), Luwu (42.000 ton), Pinrang (32.000 ton), Sidrap (31.000 ton), Enrekang (4.000 ton) dan Kabupaten Sinjai(1.280 ton).
Data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, lanjut dia, menyebutkan adanya lahan jagung, padi dan cabai terendam banjir. Sementara untuk padi, luas lahan/sawah terendam sampai 7.221 hektare.
Bantuan Phonska Plus yang memiliki fomulasi N, P dan K masing-masing 15-15-15 dan diperkaya unsur Sulfur dan Zinc ini mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
Tri menambahkan, selain memberikan bantuan, upaya lain yang dilakukan Pupuk Indonesia dengan menjaga ketersediaan atau stok pupuk bersubsidi, yakni per tanggal 24 Mei 2024 stok pupuk bersubsidi di Sulsel mencapai 93.262 ton atau 128 persen dari ketentuan minimum yang diatur oleh pemerintah, yaitu 72.932 ton. Stok tersebut rinciannya pupuk Urea 51.227 ton, NPK 38.528 ton dan NPK Kakao 3.507 ton.
“Stok tersebut saat ini sudah berada di lini II (level provinsi) dan lini III (kabupaten/kota). Kami berharap stok ini dapat dioptimalkan petani agar produktivitas pertanian di Sulsel dapat dijaga,” ujarnya.
“Penambahan stok ini diberikan Pemerintah secara nasional. Alokasi awal pupuk bersubsidi tahun 2024 sebesar 4,7 juta ton, kemudian ditambah menjadi 9,55 juta ton. Saat ini pemerintah juga memasukkan pupuk organik dalam skema subsidi, melengkapi Urea, NPK, dan NPK Kakao yang sejak awal telah disubsidi,” ujarnya.
Untuk mendukung kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di Sulsel, Pupuk Indonesia kini menyiapkan sejumlah fasilitas, di antaranya 53 distributor, 1.105 kios, dan 42 unit gudang Lini III. Pupuk Indonesia juga menyiapkan 30 tenaga lapangan yang akan memastikan pupuk bersubsidi disalurkan sesuai regulasi.