Aplikasi SENTER ingatkan penderita tuberkulosis di Denpasar

id tuberkulosis,penderita TB Denpasar,aplikasi SENTER

Aplikasi SENTER ingatkan penderita tuberkulosis di Denpasar

Uji coba penggunaan aplikasi SENTER untuk membantu mengingatkan para penderita tuberkulosis (TB) di Kota Denpasar, Bali, agar tidak sampai lupa meminum obat. (ANTARA/HO-PPTI Denpasar)

Denpasar (ANTARA) - Ketua Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Denpasar, Bali, dr I Made Sudhana Satrigraha mengatakan aplikasi SENTER (Sehat Tanpa Tuberkulosis) dapat membantu mengingatkan para penderita tuberkulosis (TB) setempat agar tidak lupa meminum obat.

"Penderita TB kalau tidak meminum obat sesuai dengan aturan dapat menimbulkan gagal dalam pengobatan atau resistensi obat yang akan berdampak buruk bagi penderita," ujar Sudhana di Denpasar, Senin.

Oleh karena itu, pihaknya bekerja sama dengan Universitas Bali Internasional (UNBI) telah meluncurkan aplikasi SENTER yang diharapkan para penderita TB tidak ada lagi sampai telat bahkan terlupa untuk minum obat.

"Dalam aplikasi ini terdapat pengingat melalui bentuk gamelan bagi penderita TB untuk minum obat sehingga pengawas minum obat dalam hal ini keluarga terdekat semakin dipermudah. Intinya aplikasi ini untuk mempermudah para penderita agar selalu ingat untuk minum obat," katanya.

Sementara itu Ketua Harian PPTI Cabang Denpasar IGN Wibawa menambahkan, kasus TB di Kota Denpasar mengalami peningkatan yakni dari 2022 sebanyak 1.416 kasus, kemudian pada tahun 2023 sebanyak 1.858 kasus.

"Hal ini karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri. Saat ini kami pantau selain penderita TB di keluarga, keluarga yang tidak kena TB juga memeriksakan diri sehingga diketahui lebih dini bila kena TB," katanya.

Tetapi, ujar Wibawa, diakui tidak semua penderita TB minum obat sesuai dengan jadwal yang telah diberikan dari tim kesehatan. Bahkan ada yang berhenti total setelah minum obat beberapa hari.

"Hal ini bisa berdampak buruk bagi penderita TB itu sendiri karena akan menjadi resistensi. Sedangkan dampak lain virus TB akan tetap bisa ditularkan kepada orang lain karena belum tuntasnya pengobatan," ucapnya lagi.

Oleh karena itu dengan adanya aplikasi dari UNBI, pihaknya juga dapat memantau pengobatan para pasien.

Sementara Ketua Tim Aplikasi UNBI I Gusti Agung Ayu Satwikha Dewi mengatakan pembuatan aplikasi ini didasari keinginan untuk membuat aplikasi bagi penderita TB, mengingat proses pengobatannya cukup lama yaitu sekitar enam bulan.

Untuk itu, pihaknya mencoba membantu Pemerintah Kota Denpasar, melalui Dinas Kesehatan terutama PPTI Cabang Kota Denpasar dengan membuat aplikasi SENTER yang kegunaannya untuk memantau para penderita TB.

Baca juga: Pada 2023 ada 808 ribu kasus TBC Sensitif Obat
Baca juga: Perusahaan berperan lindungi penderita TB dari stigma


"Aplikasi yang dapat di-install melalui android ini, selain sebagai pengingat bagi pasien untuk selalu minum obat tepat waktu juga berisikan informasi pasien dan riwayat pasien. Dengan demikian, dapat mempermudah petugas PPTI mengawasi penderita TB yang sedang dalam proses pengobatan," katanya.*