Korsel dan NATO bertukar informasi senjata Korut

id Presiden Korea Selatan YoonSuk Yeol,sekjen NATOJens Stoltenberg,korea utara,korut,perang rusia di ukraina

Korsel dan NATO bertukar informasi senjata Korut

Arsip - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadiri ASEAN-Republic of Korea Summit ke-24 di Jakarta, Rabu (6/9/2023). Media Center KTT ASEAN 2023/Akbar Nugroho Gumay/foc/aa. (ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY)

Washington (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg sepakat untuk saling bertukar informasi mengenai senjata-senjata Korea Utara yang digunakan dalam perang Rusia di Ukraina.

Yoon bertemu Stoltenberg di sela-sela KTT NATO di Washington, Kamis (11/7), di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kerja sama militer yang sedang berkembang antara Rusia dan Korut setelah penandatanganan perjanjian kemitraan strategis komprehensif baru-baru ini, yang mencakup klausul pertahanan bersama.

"Kedua pihak sepakat untuk berbagi informasi tentang senjata Korea Utara yang digunakan dalam konflik Ukraina sebagai tanggapan atas meningkatnya kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara," kata Kantor Kepresidenan Korsel pada Jumat.

Yoon dan Stoltenberg sepakat bahwa kerja sama militer antara Rusia dan Korut merupakan pelanggaran yang jelas terhadap berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB, serta merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitas di kawasan Euro-Atlantik dan Indo-Pasifik.

Oleh karena itu, keduanya berjanji akan melanjutkan prosedur yang relevan untuk melaksanakan kesepakatan ini.

Baca juga: Deklarasi KTT NATO jadi berita menakutkan atas Asia Pasifik
Baca juga: Menlu China meminta ASEAN waspadai intervensi NATO


Korsel menuduh Korut menyediakan artileri dan senjata ke Rusia untuk perang Moskow di Ukraina, karena telah memantau dengan saksama kemungkinan Pyongyang mendapatkan teknologi militer dan lainnya dari Moskow sebagai balasannya.

Sementara NATO mengecam dugaan transaksi senjata antara Pyongyang dan Moskow karena melanggar resolusi DK PBB yang melarang negara-negara memperdagangkan senjata atau peralatan militer lainnya dengan Korut.

Sumber: Yonhap-OANA