Menparekraf mengungkap beberapa kiat para santri berdaya saing

id Sandiaga, Santri DigitalPreneur, kemenparekraf

Menparekraf mengungkap beberapa kiat para santri berdaya saing

Menparekraf Sandiaga dalam acara Santri Digitalpreneur Indonesia di Pondok Pesantren Sunan Kalijogo, Jabung, Malang, Minggu (28/7/2024). ANTARA/HO-Kemenparekraf

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan beberapa kiat kepada para santri Pondok Pesantren Sunan Kalijogo, Jabung, Malang, agar menjadi santri berkeahlian dan berdaya saing tinggi.

Menparekraf dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, menyampaikan agar menjadi santri yang berdaya saing dan sukses adalah dengan cara melek digitalisasi dan kreatif.

"Karena sekarang ada teknologi digital, zaman saya tidak ada, sekarang dimudahkan ada aplikasi, ada Artificial Intelligence (AI), dan sebagainya. Dan kuncinya untuk konten yang baik menurut syariat Islam yaitu kreatif," kata Sandiaga.

Ia menjelaskan bahwa ‘kreatif’ ini dapat dijabarkan dari komponen huruf penyusun sebagai berikut; ‘K’ kenali target audiens, yakni siapa yang menjadi penerima pesan. ‘R’ adalah riset. Menurut Sandiaga, tidak ada kesuksesan tanpa ada penelitian atau riset.

‘E’, adalah eksplorasi ide-ide baru. ‘A’, ajak audiens berinteraksi dan berkolaborasi. ‘T’, yaitu tetap konsisten, ‘I’ adalah integritas, yang dimana setiap konten harus jujur, dan yang terakhir ‘F’, yaitu fokus terhadap kualitas.

"Pesan saya ini akan membawa kalian menjadi orang-orang yang berdaya saing dan sukses, amin," ujarnya pula.

Ia juga menyerukan agar para santri menerapkan empat etos kerja dengan julukan '4 As' yang menurutnya dapat mendorong seseorang mencapai kesuksesan, yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas.

Melalui kegiatan pelatihan Santri DigitalPreneur, ia berharap para santri dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk berdakwah di era digital dengan penuh semangat dan dedikasi. Serta para santri juga mampu menciptakan konten dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif, sehingga dapat menyebarkan nilai-nilai Islam secara luas dan efektif.

"Selama empat tahun program Santri Digitalpreneur Indonesia ini sudah ada 300 pesantren yang tersentuh baik secara langsung dan ini akan kita terus dorong sehingga mayoritas dari 40.000 lebih pondok pesantren ini bisa tersentuh dengan program digitalisasi," tuturnya.

Baca juga: Pengusaha diaspora ujung tombak promosi parekraf Indonesia
Baca juga: Pembukaan Konjen Rusia di Bali hal yang positif


Pada Santri DigitalPreneur Indonesia di Malang, hadir pula salah satu pemengaruh yakni Ajie Pangestu, ia berpesan pada para santri jika ingin menjadi konten kreator maka harus konsisten dalam memproduksi konten yang menarik.

“Istiqomah atau konsisten ini sangat diperlukan,” pungkas dia.