Pengusaha diaspora ujung tombak promosi parekraf Indonesia

id Sandiaga,Menparekraf,Kemenparekraf,Pariwisata

Pengusaha diaspora ujung tombak promosi parekraf Indonesia

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (kanan) dalam Wonderful Indonesia Co-Branding Forum II di Jakarta, Jumat malam (26/7/2024). (ANTARA/Harianto)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa Wonderful Indonesia Co-Branding diaspora yang membuka usaha di luar negeri menjadi ujung tombak untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia ke belahan dunia.
 

"Tahu apa itu Program Kemenparekraf soal Indonesia Spice Up The World?," tanya Sandiaga kepada salah satu mitra Kemenparekraf yang mempunyai restoran di Xiamen, China, dalam diskusi pada kegiatan Wonderful Indonesia Co-Branding Forum II di Jakarta, Jumat malam.

Namun, karena pemilik restoran diaspora tersebut belum mengetahui secara pasti terkait program itu, maka Sandiaga sontak meminta kepada jajarannya yang hadir dalam kegiatan tersebut agar memberikan penjelasan secara detail terhadap mitra tersebut.

Menurut Sandiaga, restoran diaspora memiliki peran penting dalam mempromosikan pariwisata dan potensi-potensi lainnya yang ada di Indonesia kepada masyarakat luar negeri.

Lebih lanjut, restoran diaspora juga berperan sebagai duta pariwisata yang membantu memperkuat citra positif Indonesia di mata dunia. Dengan menyajikan makanan yang lezat dan layanan yang ramah, restoran itu juga dapat meningkatkan minat dan keingintahuan masyarakat internasional terhadap Indonesia.

"Ini mestinya didorong, karena mereka ini ujung tombak dari promosi pariwisata Indonesia," tegas Sandiaga.

Oleh karena itu, kerja sama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam kampanye promosi, seperti Wonderful Indonesia, bersama restoran diaspora sangat penting untuk mendorong lebih banyak wisatawan datang ke Indonesia.

Meski belum ada kajian soal kontribusi pengusaha diaspora, namun Sandiaga meyakini bahwa mereka akan siap berkontribusi dalam mempromosikan potensi pariwisata yang ada di Indonesia.

"Mereka dengan menampilkan Wonderful Indonesia ini udah mendapatkan nilai tambah karena mereka merasa jadi bagian daripada ujung tombak promosi pariwisata kita," kata Sandiaga.

Menparekraf juga bercerita bahwa sebelumnya dirinya pernah bertemu dengan pelaku usaha diaspora di Swiss. Sandiaga lalu menawarkan program Wonderful Indonesia sebagai Co-Branding dan Indonesia Spice Up The World.

Saat menawarkan dua program itu, para pelaku usaha yang ada di Swiss menyambut baik dan siap mendukung untuk mempromosikan pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di Indonesia. Meski begitu, Sandiaga tidak merinci berapa jumlah pelaku usaha diaspora yang ditemui tersebut.

"Kemarin saya di Swiss, mereka (pelaku usaha diaspora) belum tersentuh program pemerintah apapun. Saya tawarkan dua program yaitu Wonderful Indonesia sebagai Co-Branding dan Indonesia Spice Up The World untuk bantuan pelatihan maupun penyediaan bumbu-bumbu, resep, dan juga permodalannya. Mereka menyambut baik," demikian Sandiaga.

Baca juga: Kemenparekraf perluas kerja sama WICB
Baca juga: Pembukaan Konjen Rusia di Bali hal yang positif

Sementara itu, Hartanto Wiratama pemilik Restoran Bandung di Xiamen, China mengaku bahwa restoran dengan makanan khas Indonesia yakni sate, telah membuka usaha di negara tersebut sejak tahun 2001.

"Kita juga aslinya mendirikan restoran supaya bisa membuat orang orang (di China), orang lain bisa lebih mengenal budaya Indonesia dan kuliner Indonesia," kata Hartanto.