Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) mendapat kehormatan dari Diriyah Biennale Foundation untuk mengikuti pameran dunia Islam bersama 20 negara lain di Arab Saudi.
Kepala Museum Negeri NTB Ahmad Nuralam mengatakan pameran bertajuk Islamic Arts Biennale itu berlangsung di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, pada 25 Januari hingga 24 Mei 2025.
"Itu pameran dua tahun sekali dunia Islam untuk menyambut musim haji," ujarnya di Mataram, Kamis.
Baca juga: Museum NTB konservasi empat keris berusia ratusan tahun
Nuralam menuturkan undangan pameran itu ditujukan kepada negara-negara Islam yang memiliki khazanah kebudayaan Islam dan juga negara-negara non Islam yang memiliki warisan sejarah Islam.
Indonesia diwakili oleh tiga institusi yang akan mengikuti pameran internasional tersebut, yakni Perpustakaan Masjid Istiqlal di Jakarta, Museum Sonobudoyo di Yogyakarta, dan Museum Negeri NTB di Lombok.
"Sekarang kami sedang membersihkan keris yang menjadi salah satu koleksi masterpiece Museum Negeri NTB. Keris itu yang nanti dibawa untuk mengikuti pameran tersebut," kata Nuralam.
Museum Negeri NTB menyiapkan delapan jenis barang untuk dipamerkan dalam ajang Islamic Arts Biennale di Arab Saudi, di antaranya keris, peralatan menyirih, kain tenun, jilbab yang dipakai penduduk lokal, dan kotak tembakau.
Baca juga: Museum NTB lobi kolektor barang antik Australia untuk hibahkan tenun
Nuralam berharap ajang itu bisa menampilkan kekayaan sejarah dan budaya Islam yang dimiliki oleh masyarakat NTB, baik itu yang mendiami Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa kepada masyarakat internasional.
"Kami berharap itu menjadi ajang promosi kebudayaan dan bisa menarik wisatawan untuk melihat serta mengetahui kekayaan sejarah Islam yang ada di NTB," pungkasnya.
Museum Negeri NTB yang berada di Kota Mataram, Pulau Lombok, memiliki arsitektur khas rumah ada Sasak di bagian atap. Luas kawasan museum mencapai 8.613 meter persegi.
Museum pelat merah tersebut memiliki 7.719 koleksi benda bersejarah yang terbagi ke dalam 10 kategori, yakni geologi, biologi, sejarah, arkeologi, naskah kuno, keramik, pangkat, mata uang, seni, dan etnografi.
Baca juga: Mudahkan pengunjung, Museum NTB digitalisiasikan benda-benda koleksi