Legenda bola basket serbabisa di IBL dan timnas Indonesia

id Andy Batam,Legenda bola basket Indonesia,Indonesian Basketball League,IBL,Andy Batam Pelita Jaya,Andy Batam Aspac

Legenda bola basket serbabisa di IBL dan timnas Indonesia

Dokumentasi mantan pebasket profesional dan legenda bola basket Indonesia Andy "Batam" Poedjakesuma (berdiri kiri), saat membela klub Aspac. ANTARA/HO-IBL

Jakarta (ANTARA) -
Mantan pebasket profesional dan legenda Indonesia, Andy "Batam" Poedjakesuma, dikenal sebagai pemain serbabisa yang pernah bermain di liga bola basket kasta tertinggi dalam negeri yang kini bernama Indonesian Basketball League (IBL).
 
Dalam laman IBL yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa, pemain yang berasal dari Kota Batam itu telah 19 tahun berpetualang di dunia bola basket Tanah Air, sebelum akhirnya memutuskan pensiun pada 2016.
 
Pemain berposisi small forward (SF) tersebut memulai karir sebagai pebasket profesional pada 1997. Tim pertama yang menggunakan jasanya adalah Aspac Jakarta (kini bernama Stapac Jakarta) .
 
Bersama klub itu, dia berhasil mencapai puncak kesuksesannya, dengan menjadi juara pada 2000, 2001, 2002, 2003, dan 2005. Pada 2009 dia sempat semusim di Garuda Speedy Bandung (kini bernama Prawira Harum Bandung). Setelahnya, pada 2010, dia memulai petualangan dengan pindah ke tim Pelita Jaya sampai pensiun.
 
Batam dinilai memiliki kecepatan, kekuatan, dan yang menjadikan dirinya sangat dikagumi adalah kemampuan mencetak poin dari tembakan jarak jauh. Terbukti, sepanjang kariernya pemain berumur 43 tahun itu pernah mencetak 14,7 poin per gim (ppg), 6,8 rebound per gim (rpg), dan 1,5 assist per gim (apg) pada musim 2012-2013.
 
Menariknya, Batam memang sering kali berganti-ganti posisi yang berpengaruh pada catatan statistiknya. Pada musim 2011-2012, Batam sempat mencetak rata-rata 2,5 steal per gim (spg).
 
Bahkan, bersama rekannya saat itu, Kelly Purwanto, dia berhasil mengubah Pelita Jaya menjadi tim yang ditakuti. Selain itu, karena bisa bermain di beberapa posisi, Batam dianggap sebagai salah satu pemain serba guna di Indonesia.
 
Kehadirannya di lapangan selalu jadi ancaman bagi lawan. Pada 2016, pemain bertubuh gempal setinggi 1,85 meter itu akhirnya berpamitan kepada fan IBL.
 
Pertandingan terakhirnya di GOR Kertajaya Surabaya pada 1 Mei 2016 menjadi laga yang paling mengharukan. Sebab, bukan hanya Batam, saat itu Deny Sartika yang menjadi lawannya juga pamit.

Baca juga: Tiga tim IBL 2024 yang tak mengganti pemain
Baca juga: Dimas 'Mbot' nilai pemain asing dorong IBL semakin kompetitif
 
Batam beralasan bahwa sudah cukup lama berada di liga basket Indonesia. Dia beranggapan, 19 tahun merupakan waktu yang telah hilang bersama keluarga. Batam ingin membayar semua yang pernah ditinggalkannya, yaitu perhatian kepada keluarga.
 
Meski begitu, dia memiliki cita-cita untuk menjadi pelatih anak-anak, alhasil saat ini Batam memiliki akademi bernama Andy Batam Basketball.