Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid mengatakan dedikasi dari penggerak budaya adalah salah satu hal penting untuk menumbuhkan rasa cinta masyarakat terhadap kebudayaan.
“Dedikasi para penggerak budaya tersebut maka harus diapresiasi negara secara istimewa melalui pelaksanaan Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI)," kata Hilmar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, usai menghadiri AKI 2024.
Menurut Hilmar, penggerak budaya mendorong tumbuhnya rasa melestarikan kebudayaan dengan segala keberagamannya pada kehidupan masyarakat.
Ia mengemukakan, para penggerak budaya adalah contoh nyata keteladanan dalam aksi realisasi pemajuan kebudayaan sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017.
“Kerja penggerak budaya yang membuat nilai dan makna besar dari warisan kebudayaan Indonesia tetap ada,” ucapnya.
Hilmar juga menyebutkan, kreativitas dan semangat para penggerak budaya menjadi bukti berkembangnya kekayaan kebudayaan Indonesia sehingga dapat dinikmati oleh setiap generasi.
“Dalam kerja pemajuan kebudayaan tentu memerlukan semangat mengoptimalkan sumber daya dan inovasi agar dapat diterima masyarakat. Upaya tersebut amat jelas telah ditunjukkan para penggerak budaya,” tuturnya.
Pada gelaran AKI 2024, Kemendikbudristek membagi kriteria penerima ke dalam dua jenis yakni Tanda Kehormatan dari Presiden Republik Indonesia yang terdiri atas Bintang Budaya Parama Dharma dan Satyalancana Kebudayaan, serta jenis penghargaan kebudayaan dari Mendikbudristek yang terdiri atas kategori Maestro Seni Tradisi, Pelestari, Pelopor dan/atau Pembaru, Lembaga dan Perorangan Asing, Media, dan Anak.
Para penerima penghargaan AKI Tahun 2024 untuk kategori maestro seni tradisi adalah Temu Misti (Seniman Tari Gandrung Banyuwangi), Kartolo (Seniman Ludruk), Rusini (Penyusun dan Penari Tradisi), Tatang Setiadi (Seniman Tradisi), dan Baiya (Pedendang Nyanyian Sastra Lisan Panjang).
Selanjutnya, kategori Pelestari adalah Siami (Penenun Wastra Using), Komunitas Pelestari Sejarah Budaya Kadhiri PASAK (Pelestari Sejarah dan Budaya Kediri), Endo Suanda (Etnomusikologi, Peneliti, Penari, Pemusik), Senari (Penyalin Kitab Lontar Yusuf), dan Sardjono (Karawitan dan Pedhalangan).
Baca juga: Kemendikbud memaparkan keberhasilan turunkan disparitas akses pendidikan
Baca juga: Kemendikbudristek gelar festival Melang Bila di NTT
Kemudian, kategori Pelopor dan/atau Pembaru adalah Ainar Tri Asita (Koreografer Tari), Laura Tias Avionita Sinaga (Penari dan Koreografer Disabilitas), Lisabona Rahman (Pengarsipan Film), Mulyani (Seni Tari), dan Papermoon Puppet Theatre (Teater Boneka).
Selanjutnya, Lembaga dan Perorangan Asing adalah Andrew Timar (Seniman, Komposer, Pendidik, dan Penyuluh Keterlibatan Masyarakat Dalam Budaya Jawa, Sunda, dan Aktivis Musik Gamelan Hibrida di Kanada), Marianna Zofia Lis (Peneliti Wayang dan Teater Indonesia, Dalang, Pemain Gamelan, dan Penerjemah Karya Sastra Indonesia asal Polandia), Boi Akih (Musisi asal Belanda). Sedangkan penerima Kategori Media adalah Tatkala.co dan Kediripedia.com.
Sementara itu, untuk kategori Anak para penerima penghargaan yakni Zakia Minang Ayu (Sastra), Nurul Khaerul Nisa (Karawitan dan Tari Sunda) dan Daneswara Satya Swandaru (Seni Pedalangan Wayang Kulit, Wayang Golek, Menek, dan Seni Karawitan).
Berita Terkait
Kemendikbud apresiasi penggerak budaya lewat Malam Puncak AKI
Rabu, 18 September 2024 5:56
Keterlibatan masyarakat kunci keberhasilan jaga warisan budaya
Minggu, 17 November 2024 14:38
Menkebud Fadli Zon: Bangsa besar harus menghargai budaya
Senin, 28 Oktober 2024 12:25
Fadli Zon bilang "Indonesia ibu kota budaya dunia"
Rabu, 23 Oktober 2024 5:40
Menbud ingin budaya Panji sepopuler Romeo-Juliet
Rabu, 23 Oktober 2024 5:18
Arkeolog ingatkan Kementerian Kebudayaan untuk rangkul antikuarian
Selasa, 22 Oktober 2024 15:34
Budaya luar berpotensi pengaruhi pola pikir masyarakat
Kamis, 17 Oktober 2024 20:08
DPR bersyukur ada kementerian yang fokus dengan kebudayaan
Kamis, 17 Oktober 2024 19:54