Anak muda rentan terpapar paham radikal di media sosial

id Enda Nasution,Media sosial,Radikal,Terorisme

Anak muda rentan terpapar paham radikal di media sosial

Pengamat media sosial Enda Nasution (ANTARA/Ho-Pusat Media Damai BNPT)

Jakarta (ANTARA) - Pengamat media sosial, Enda Nasution menilai kalangan anak muda menjadi pihak yang paling rentan terpapar paham radikal lewat media sosial lantaran tidak memiliki literasi yang cukup untuk menyaring informasi.

"Pemuda semakin rentan terpapar gagasan-gagasan ekstrem melalui internet dan media sosial, yang sering menjadi sarana bagi kelompok radikal untuk merekrut anggota baru dan menyebarkan propaganda," kata Enda dalam keterangan yang diterima ANTARA, Rabu.

Menurut Enda, saat ini kalangan anak muda merupakan pihak yang paling aktif mengonsumsi informasi dari media sosial.

Kondisi tersebut dapat menjadi buruk jika seluruh informasi yang diterima tidak disaring terlebih dahulu.

"Seseorang yang terlalu banyak menelan informasi tanpa diselaraskan dengan fokus pengembangan diri akan menyebabkan munculnya kemalasan, atau memantik berbagai persoalan kesehatan mental," kata dia.

Baca juga: Pelajari agama dan pahami tradisi hindari terjebak radikal

Baca juga: BNPT cegah paham radikal lewat program sekolah damai


Dalam kondisi mental yang tidak stabil, kalangan anak muda akan mudah terpengaruh dengan beragam jenis informasi, termasuk paham radikal yang mengarah ke aksi terorisme.

Untuk menangkal hal tersebut, seluruh pihak, termasuk pemerintah perlu memperkuat sosialisasi tentang media massa dan ragam jenis informasinya kepada kalangan anak muda.

Langkah tersebut dapat membuat seluruh kalangan anak muda teredukasi sehingga tidak mudah terpapar dengan ragam informasi yang menyesatkan.

Baca juga: Dewan Pers awasi penyebaran paham terorisme di medsos

Tidak hanya itu, para kalangan anak muda juga perlu memperkuat literasi tentang ideologi pancasila agar tidak terpapar dengan paham radikal.

"Upaya mengedukasi dengan berkolaborasi, bergerak bersama dengan lebih cepat, dan bisa lebih luas, dengan adanya perangkat digital,” kata Enda.

Dengan upaya tersebut, Enda yakin kalangan anak muda Indonesia akan semakin kritis dalam menerima informasi dan tidak mudah terpapar paham radikal.

Baca juga: PBNU: Masyarakat jangan lengah pergerakan kelompok radikal