Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meningkatkan pengawasan di sepanjang 9,1 kilometer wilayah pantai sebagai upaya mitigasi dampak gelombang tinggi.
"Tim penanggulangan bencana di kelurahan pesisir pantai harus dalam posisi siaga terhadap potensi gelombang tinggi," kata Asisten I Setda Kota Mataram sekaligus Koordinator Kesiapsiagaan Bencana Kota Mataram H Lalu Martawang di Mataram, Jumat.
Hal tersebut disampaikan menyikapi peringatan dini yang disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebutkan potensi gelombang tinggi hingga di 2,5 meter di pesisir Lombok diperkirakan terjadi dalam tiga hari depan.
Menurutnya, informasi yang disampaikan BMKG itu sebagai peringatan dini bagi masyarakat yang hendak bepergian dengan menggunakan transportasi laut, misalnya, ke sejumlah gili di Pulau Lombok, ke Bali, dan ke Pulau Sumbawa, agar dapat mempertimbangkan urgensi dari perjalanan yang akan dilaksanakan.
Baca juga: Nelayan NTB diminta waspadai gelombang tinggi capai 2,5 meter
Namun demikian, dalam hal ini Pemerintah Kota Mataram tidak bisa tinggal diam karena potensi gelombang tinggi juga berdampak di wilayah pesisir Kota Mataram, terutama di dua kecamatan yakni di Kecamatan Ampenan dan Sekarbela, karena itu warga pesisir harus terus meningkatkan kewaspadaan," katanya.
Apalagi, kata dia, sepanjang 9,1 kilometer Pantai Kota Mataram merupakan kawasan rawan gelombang pasang. Tim siaga bencana Pemerintah Kota Mataram diharapkan bisa melaksanakan tugas sesuai SOP.
"Informasi cuaca dari BMKG menjadi represi untuk mempersiapkan segala situasi dan kondisi untuk antisipatif," katanya.
Baca juga: Waspada!! Gelombang tinggi lebih dari dua meter di perairan selatan NTB
Di sisi lain, lanjut Martawang, upaya antisipasi potensi dampak bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem telah disiapkan posko di Kantor BPBD Kota Mataram Jalan Lingkar Selatan.
"Ketika terjadi peningkatan eskalasi potensi bencana, posko siaga bencana juga akan dibuat di halaman Kantor Wali Kota Mataram untuk mendekatkan dan mempercepat penanganan," katanya.
Baca juga: Nelayan Sumbawa-NTB sempat hilang berhasil ditemukan selamat
Baca juga: Gelombang tinggi masih berpotensi di laut selatan Jabar-Jateng