GURU MATARAM DILATIH SENI MEMBAYUN DAN HIKAYAT

id

          Mataram, 21/7 (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Dikpora) Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), memberikan pelatihan seni membayun dan membaca hikayat kepada 80 orang guru SD, SMP/MTs dan SMA/SMK se Kota Mataram.

         Kepala Dikpora Kota Mataram, H Lalu Syafi'i, di Mataram, Selasa, mengatakan kegiatan tersebut sebagai salah satu upaya mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai dan kearifan lokal khususnya seni dan budaya yang di dalamnya terdapat tata budaya, tata krama, dan adat istiadat.

         "Membayun dan hikayat merupakan jenis seni dan kebudayaan lokal yang belakangan ini terancam punah karena tergeser perkembangan zaman," ujarnya.

         Ia mengatakan, membayun adalah bentuk kesenian Sasak (nama suku di Pulau Lombok) yang berisi petuah atau nasehat dan Hikayat merupakan karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yg berisi cerita, undang-undang, dan keagamaan yang dibaca untuk pelipur lara atau pembangkit semangat juang.    
    Dalam seni membayun dan hikayat terkandung nilai-nilai budi pekerti, karena itu melalui pelatihan itu diharapkan dapat menjadi embrio pelestarian seni dan budaya lokal di dunia pendidikan khususnya sekolah.

         "Karena sekolah merupakan ujung tombak dalam upaya melestarikan seni dan budaya, kita upayakan para guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang bagus tentang hal itu, agar bisa diajarkan kepada para siswanya," ujarnya.

         Ia menambahkan, para guru yang sudah diberikan pelatihan akan dievaluasi dan dikontrol sejauhmana perkembangannya di tingkat sekolah. Hal itu dilakukan sebagai upaya agar program tersebut tidak menjadi sia-sia.

         Upaya lain yang dilakukan Dikpora Kota Mataram untuk melestarikan khasanah budaya lokal yaitu dengan menggelar berbagai lomba kesenian dan budaya lokal.

         "Kita akan menggelar lomba kesenian dan budaya lokal dalam waktu dekat ini sebagai upaya untuk menyemarakan dan memperkenalkannya kepada masyarakat atau khalayak ramai tentang budaya daerah kita," ujarnya. (*)