Mataram (ANTARA) - Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB) berkomitmen menyiapkan kajian komprehensif mengenai Monumen Perang Lombok 1894 yang berada di komplek Kantor Gubernur NTB.
"Kami membuat kajian lebih komprehensif terhadap monumen tersebut dengan diskusi, setelah itu mengundang sejarahwan dan arkeolog untuk melengkapi data-data yang sudah kami punya," kata Kepala Museum NTB Ahmad Nuralam di Mataram, Kamis.
Puing Monumen Perang Lombok itu sempat menggerakkan publik saat pemugaran Kantor Gubernur NTB pada akhir 2024 lalu. Puing-puing batu granit ditemukan ketika penggalian.
Baca juga: Menbud Fadli Zon soroti temuan puing monumen perang di Kantor Gubernur NTB
Nuralam mengatakan Museum NTB melalui skema Kotaku Museumku sudah melakukan penelitian terkait monumen tersebut pada November 2023. Tugu itu didatangkan oleh Pemerintah Belanda atas inisiatif para serdadu yang pernah berperang di Lombok.
Monumen yang dibuat untuk mengenang tentara Belanda yang gugur dalam Perang Lombok itu menghabiskan biaya pembuatan hingga mencapai 7.000 gulden. Tugu tersebut dibawa dari Belanda ke Lombok menggunakan Kapal SS Prins Hendrik dan diresmikan sekitar tahun 1901 sampai 1902.
"Itu menunjukkan dahsyatnya perlawanan masyarakat Lombok terhadap Hindia Belanda, karena di situ ada Jenderal Belanda Van Ham yang menang perang di Aceh, tapi meninggal di Lombok," kata Nuralam.
Baca juga: DPRD usulkan bangun monumen gempa Lombok-Sumbawa
Monumen Perang Lombok 1894 itu hancur dan digantikan oleh Monumen Pancasila saat pembangunan Kantor Gubernur NTB pada tahun 1976 dalam kepemimpinan Gubernur Warsita Kusuma.
Kantor Gubernur NTB saat ini dulunya merupakan kawasan alun-alun yang disebut Kebun Raja dan dilengkapi dengan sumber mata air. Lokasi monumen sangat dekat dengan kantor Konselor Belanda yang kini menjadi Kodim 1606 Wirabhakti.
"Hal terpenting kajian harus komprehensif. Pilihan apakah membangun ulang, rekonstruksi, atau memindahkan pecahan, itu alternatif pilihan rekomendasi," ujar Nuralam.
Baca juga: Menbud: Museum NTB perlu revitalisasi jadi bertingkat