Mataram (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengecam keras tindakan intimidasi dan arogansi yang dilakukan oleh oknum petugas dapur kepada salah satu wartawan yang bertugas melakukan peliputan program makan bergizi gratis (MBG) di daerah setempat.
"Kami mengecam tindakan arogansi tersebut, karena menghalangi wartawan yang sedang melaksanakan tugas merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan," kata Ketua PWI Kabupaten Lombok Timur Mauluddin di Lombok Timur, Rabu.
Menurutnya, program MBG adalah program pemerintah yang harus disosialisasikan ke masyarakat. Jika peliputan dilarang, lanjut dia, tentunya akan menimbulkan kecurigaan adanya sesuatu yang tidak beres atau menyimpang dari aturan pemerintah dalam program tersebut.
Untuk itu, kata dia, pihaknya meminta agar petugas dapur MBG yang menghalangi liputan wartawan dan merebut kamera secara paksa segera dicopot dari jabatannya.
"Jika pemecatan ini tidak dilakukan, kami meminta pemerintah pusat untuk mengevaluasi keberadaan MBG di Rumbuk,” tambahnya.
Baca juga: TNI siapkan tiga titik lokasi MBG di Lombok Timur
Muluddin juga menegaskan bahwa tindakan yang dilakukan oleh oknum tersebut melanggar Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Pelanggaran ini dapat dikenai hukuman dua tahun penjara atau denda sebesar Rp500 juta.
Sebelumnya, salah seorang wartawan Selaparang TV mendapat intimidasi dan perampasan alat peliputan dari salah seorang petugas ketika melalukan peliputan di dapur mitra MBG yang ada di Desa Rumbuk.
Video hasil liputan dihapus paksa oleh seorang petugas gizi dapur bernama Wawan.
Kejadian bermula ketika wartawan Selvi Baiq Silawati sedang merekam kondisi dapur saat itu terlihat becek dan para petugas dapur tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) selama beraktivitas.
“Saat saya berkunjung ke dapur makanan bergizi gratis itu dan saya bertemu dengan penanggung jawabnya. Saat saya mengambil gambar, saya diminta masuk ke satu ruangan dan diberi penjelasan bahwa peliputan tidak diperbolehkan karena kondisi karyawan mereka belum siap, terutama karena tidak menggunakan APD," katanya Baiq Silawati.
Ia juga menjelaskan bahwa dirinya sempat berusaha mempertahankan rekaman gambar yang sudah diambil, tetapi akhirnya video tersebut tetap dihapus oleh oknum tersebut.
"Video hasil liputan saya itu tetap dihapus," katanya.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, pihak petugas dapur yang bersangkutan belum memberikan tanggapan atas insiden tersebut.
Baca juga: Kebutuhan pangan MBG di Lombok Tengah dipastikan cukup
Baca juga: Program MBG di Lombok tengah dianggarkan Rp4,5 miliar
Baca juga: TNI siapkan tiga titik lokasi MBG di Lombok Timur
Baca juga: Anggaran makan bergizi gratis di Mataram siap disesuaikan