Jenewa (ANTARA) - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyatakan bahwa sekitar 90 persen rumah di Jalur Gaza telah hancur, sehingga membuat ratusan ribu warga tidak punya tempat tinggal.
Pernyataan itu disampaikan pada Jumat (21/2) setelah kunjungan Direktur Jenderal IOM, Amy Pope, dan Koordinator Kemanusiaan untuk Wilayah Pendudukan Palestina, Muhannad Hadi, ke Jalur Gaza.
IOM menegaskan bahwa, bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mitra kemanusiaan lainnya, pihaknya terus meningkatkan upaya dalam memberikan bantuan darurat berupa tempat tinggal bagi warga terdampak.
Sejak 19 Januari, IOM telah menyalurkan bantuan berupa perlengkapan tempat tinggal, air, sanitasi, persediaan kebersihan, serta barang non-pangan untuk mendukung masyarakat di Gaza.
Direktur Jenderal IOM menggambarkan skala kehancuran di Gaza sebagai sesuatu yang luar biasa.
"Saya baru saja mengunjungi Gaza dan menyaksikan kehancuran besar, kehidupan yang hancur, serta tingkat kerusakan yang belum pernah saya lihat sebelumnya," tulis Pope dalam unggahannya di platform X.
Baca juga: Presiden Mesir tegaskan soal rekonstruksi Gaza
"Orang-orang sangat membutuhkan tempat tinggal dan bantuan pokok. Gencatan senjata harus tetap terjaga, dan akses kemanusiaan harus berjalan tanpa hambatan demi menolong mereka yang sangat membutuhkan," tambahnya.
Baca juga: Presiden Prancis Macron sebut Gaza rumah bagi dua juta orang
Pope juga mengungkapkan bahwa ia berbicara dengan para orang tua yang berjuang untuk menjaga anak-anak mereka tetap hidup, terpaksa membangun tempat perlindungan darurat dari bahan seadanya karena tidak memiliki tempat lain untuk berteduh.
"Keluarga-keluarga di Gaza kembali ke rumah mereka dan hanya menemukan puing-puing, menghadapi dinginnya cuaca dan hujan tanpa tempat tinggal yang layak," tegas IOM dalam unggahannya di X.
Sumber: WAFA-OANA