AMMAN mencatatkan pertumbuhan laba bersih 148 persen

id amman mineral,kinerja keuangan amman,pdrb ntb,nusa tenggara barat,tambang mineral,saham ammn

AMMAN mencatatkan pertumbuhan laba bersih 148 persen

Sejumlah pekerja beraktivitas di dalam kawasan smelter tembaga milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang berlokasi di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Senin (23/9/2024). (ANTARA/Sugiharto Purnama)

Mataram (ANTARA) - PT Amman Mineral Internasional (AMMAN) yang menjalankan aktivitas penambangan mineral mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 148 persen pada tahun 2024.

"Laba bersih melonjak 148 persen mencapai 642 juta dolar AS dengan margin laba bersih naik dari 13 persen menjadi 24 persen," kata Direktur Utama AMMAN Alexander Ramlie dalam keterangan di Mataram, Kamis.

Ramlie memaparkan penjualan bersih perseroan naik sebesar 31 persen dari sebelumnya hanya 2.033 juta dolar AS pada tahun 2023 melesat menjadi 2.664 juta dolar AS pada tahun 2024. Kenaikan penjualan bersih itu didorong oleh tingginya volume penjualan emas berkat bijih berkadar tinggi, serta harga emas dan tembaga yang masing-masing naik 23 persen dan 10 persen.

Profitabilitas perusahaan yang menjalankan bisnis penambangan mineral melalui anak usahanya PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat tersebut juga mengalami peningkatan sejalan dengan kenaikan penjualan bersih dan disiplin pengendalian biaya.

"EBITDA naik 40 persen menjadi 1.426 juta dolar AS dari 1.019 juta dolar AS pada 2023. Sementara, margin EBITDA naik dari 50 persen menjadi 54 persen," papar Ramlie.

Direktur Keuangan AMMAN Arief Sidarto menuturkan pihaknya berhasil melakukan pembiayaan kembali atau refinance pinjaman jangka panjang dengan ketentuan yang lebih menguntungkan.

Baca juga: Gubernur NTB: Smelter jadi pintu masuk industri berkelanjutan di Sumbawa Barat

Perseroan dengan kode emiten AMMN berkomitmen untuk mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan, menjaga disiplin keuangan, serta menciptakan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, efisiensi biaya, dan investasi strategis.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), aktivitas pertambangan mineral menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di Nusa Tenggara Barat secara kuartal ke kuartal.

Pada tahun 2024, laju pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat sebesar 5,30 persen. Apabila aktivitas pertambangan tidak ikut dihitung, maka angka pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat tahun lalu hanya mencapai 3,87 persen.

Baca juga: NTB mengalami defisit neraca perdagangan di Februari 2025

Hingga kuartal IV 2024, lapangan usaha pertambangan memberikan andil paling besar terhadap produk domestik regional bruto atau PDRB Nusa Tenggara Barat dengan angka sebesar 20 persen. Adapun lapangan usaha pertanian dan perdagangan memiliki andil terhadap angka PDRB yang masing-masing mencapai 19 persen dan 14 persen.