Surabaya (ANTARA) - “Tampakkan sifat-sifatmu, niscaya dia akan membantumu dengan sifat sifatnya. Tampakkan kehinaanmu niscaya dia membantu dengan kemuliaan nya. Tampakkan kelemahanmu nescaya dia membantu dengan kekuasaan nya. Tampakkan ketidakberdayaanmu, niscaya dia membantu dengan daya dan kekuatan nya. (Ibnu Atha’illah al Iskandari, al Hikam).
Ungkapan doa pada Allah SWT yang disampaikan oleh imam Ibnu Athaillah tersebut sekaligus sebagai nasehat yang penting untuk kita ambil hikmah bersama. Hikmah terbesar yang bisa dipetik adalah bagaimana manusia menyikapi situasi dirinya sendiri saat berada pada titik terendah dalam hidupnya. Salah satu kisah anak manusia yang pernah mengalami titik terendah adalah selebritas Luna Maya.
Siapa yang tak kenal Luna Maya? Artis yang dikenal kecantikan paripurna bahkan diabadikan dalam sebuah lirik lagu the changcuters yang hits pada jamannya, ‘Biar kata mirip buaya, Bagiku luna maya. Oh oh… I love you bibeh’. Siapapun yang sudah mengenal stasiun televisi pada awal 2000an pasti sangat familiar dengan wajah cantik perpaduan bule Indonesia yang mengisi berbagai iklan, seakan-akan lagu ST12 berjudul putri iklan, menggambarkan sosok Luna Maya saat itu. Begitu melekatnya sosok Luna Maya, membuat apapun atau siapapun yang dekat dengannya pasti menjadi buah bibir. Pun dengan kisah cintanya yang selalu menjadi penasaran publik.
Perjalanan hidup Luna Maya pun bukan hanya menjadi identitas kecantikan sisi luar wanita, namun juga sisi dalam pribadi (inner beauty) seorang wanita. Dengan kata lain, Luna yang sering disebut mba Bulan’, memang diakui publik memiliki keindahan hati ‘bak bulan yang selalu bersinar di tengah malam’. Luna Maya membuktikan ketegaran dan kesabaran tatkala mengalami hujatan publik akibat peristiwa paling viral di sekitar 2010, sekalipun Luna Maya sama sekali tidak memiliki niat membuat heboh publik saat itu. Namun sanksi sosial begitu berat ia terima dan menjadi tamparan bagi kaum perempuan, bahwa perempuan yang seharusnya sebagai korban, ternyata justru perempuan yang menjadi sasaran hujatan.
Peristiwa memilukan yang diterimanya saat itu seakan-akan menunjukkan pada dunia, bahwa Luna Maya-lah yang mengalami peristiwa pukulan psikis terberat dari semua kalangan perempuan di dunia selebritas. Andai Luna Maya memiliki sedikit saja amarah atau sikap emosional, mungkin saja ia memilih untuk tidak mendampingi sosok lelaki yang saat itu dikenal sebagai ‘don juan’. Secara sederhana, jika Luna memilih putus dan menarik simpati publik dengan berbagai sikap ‘melow’ bahwa ia adalah korban, maka mungkin Luna tidak mengalami hujatan dan tetap bisa meneruskan karirnya tanpa melalui hari-hari panjang perjuangan.
Namun Luna memilih menjadi sosok perempuan dengan kesetiaan besar, sekalipun hujatan justru tak henti diterimanya. Ia begitu tegar, bahkan penulis sendiri, yang saat itu baru saja melahirkan, turut merasakan keprihatinan, sedangkan penulis semasa hamil, merasakan kebahagiaan setiap melihat sosok Luna Maya tampil di Televisi.
Dan itulah sosok Luna Maya. Perempuan berjiwa besar, sekalipun lama sekali bagi publik untuk memahaminya. Dan kini, jiwa pemaaf dan keikhlasannya menerima masa lalu penuh pergulatan batin, telah membuahkan hasil indah. Luna Maya telah mampu menunjukkan betapa besarnya sikap resiliensi yang dimiliki kaum perempuan, bagaimana perempuan bisa cepat bangkit dari keterpurukan dan mencari beragam cara untuk meneruskan rangkaian jalan cita-citanya. Bahkan penulis pun, menyisakan postingan di twitter pribadi (sekarang X), pada tahun 2010, sebagai bentuk keprihatinan atas hujatan publik yang penulis anggap ‘salah alamat’.
Luna Maya telah berhasil. Ia tetap menjadi pusat perhatian publik, masih dengan kecantikan mata dan senyum tulusnya, serta keceriaan yang ia bangun dan terbukti dengan circle-circle sosial yang dibangunnya. Karir di dunia hiburan yang pernah redup, kian waktu beranjak naik dan melesat. Namun Luna Maya tetap berdiri dengan jiwa humblenya sehingga saat ia resmi dinikahi seorang artis tampan, Maxime Bouttier, pada 7 Mei 2025 (tanggal yang sama dengan tanggal penulis saat mengucap cinta bersama kekasih yang kemudian menjadi suami, red.), publik pun menyepakati bahwa hanya pernikahan Luna-lah yang menjadi pernikahan impian se-Indonesia Raya.
Semua tayangan di berbagai televisi maupun sosial media selalu menjadi trending, pun dengan beragam komentar positif serta hujan doa kebaikan untuk Luna Maxime yang kemudian disepakati publik sebagai ‘moontothemax’ ataupun ‘maximummoon’.
Begitu kompaknya publik merasakan haru bahagia pada pernikahan Luna Maya, membuat banyak pihak pun bertanya-tanya tentang amalan apa yang dilakukan seorang Luna Maya.
Namun dalam Islam, sosok Luna Maya telah menunjukkan bahwa setelah musibah, pertolongan Allah SWT akan datang sebagai hadiah atas kesabaran:
"Sesungguhnya pertolongan akan datang dari Allah untuk hamba menurut kadar biaya (beban musibah), dan kesabaran datang dari Allah menurut kadar musibah." (HR. Haakim, Kitab Al-Jami’us Shaghier).
Dan dalam hadis lainnya, terdapat hadiah kemuliaan derajat atas kebesaran hati manusia memaafkan kesalahan manusia lainnya.
"Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah SWT akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim).
Dan itulah, hikmah yang bisa kita ambil dari kehidupan Luna Maya. Bahwa menjadi manusia sempurna, tentu keniscayaan, namun sejatinya manusia hidup adalah bagaimana ia mempertahankan kebaikan dalam perilaku dan tindakan. Kelak, tanaman kebaikan-lah yang menjadi penjemput hadirnya bahagia. Kisah hidup seorang Luna Maya pun telah menunjukkan betapa ketegaran dan kesabaran manusia, kelak membuahkan kado terindah, kado penuh cinta yang hadir pada saatnya.
*) Penulis adalah Pemerhati Sosial dan juga anggota DPD RI Dapil Jawa Timur.