Mataram (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong peningkatan ekonomi daerah melalui dukungan pengembangan perkebunan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala OJK NTB Rudi Sulistyo dalam keterangan di Mataram, Jumat, mengatakan perekonomian daerah dapat tumbuh melalui pengembangan komoditas yang mampu memberi dampak positif kepada masyarakat.
"Kami telah memetakan berbagai komoditas unggulan di Nusa Tenggara Barat, dan kakao merupakan salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan dan memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi," ujarnya.
Rudi menjelaskan komoditas kakao dikembangkan melalui skema ekosistem closed loop dengan dukungan industri jasa keuangan, sehingga dapat tumbuh secara berkualitas.
OJK memberikan materi pengelolaan keuangan untuk pelaku usaha, serta menghadirkan nara sumber dari Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB dan industri jasa keuangan dari sektor perbankan.
Baca juga: LPS memberikan edukasi budaya menabung pada 1.300 siswa SMA
Dukungan modal pembiayaan dikolaborasikan dengan produk kredit atau pembiayaan melawan rentenir dalam program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Lombok Utara.
Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB menyebut sebanyak 60 persen perkebunan kakao Nusa Tenggara Barat berpusat di Lombok Utara dengan jumlah produksi 1.669 ton biji kering per hektare dan digeluti oleh 4.600 kepala keluarga.
Baca juga: OJK dukung pengembangan ekonomi NTB melalui pengembangan kakao
"Dengan harga kakao yang relatif naik hingga mencapai Rp140 ribu pada Desember 2024, maka perkebunan kakao sangat menjanjikan bagi masyarakat khususnya di wilayah Lombok Utara," kata Kepala Bidang Perkebunan dari Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB, Ahmad Ripai.
Dia menjelaskan penerapan budidaya dan perlakuan pascapanen yang baik dan benar dapat menghasilkan produksi yang optimal, sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani.
Kelompok Tani Kakao mengapresiasi dukungan OJK dalam mendorong pengembangan perkebunan kakao mengingat saat ini mayoritas petani kakao belum mengakses pembiayaan dari perbankan.
"Kami berharap upaya yang digagas OJK ini dapat mendorong hasil kakao semakin produktif dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat," pungkas Ketua Kelompok Tani Kakao, Parjan.