Rupiah diperkirakan melemah seiring "wait and see"

id Rupiah,The Fed,Menkeu,Sri Mulyani,Suku Bunga Fed,Dolar,Inflasi AS,Rupiah Hari Ini

Rupiah diperkirakan melemah seiring "wait and see"

Ilustrasi - Petugas menjunjukkan uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Kamis (15/5/2025). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup di level Rp16.528,5 atau menguat 0,20 persen dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar/pri.

Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova memperkirakan nilai tukar (kurs) akan melemah seiring investor wait and see data inflasi Amerika Serikat (AS).

“Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan melemah kisaran Rp16.450-Rp16.550 dipengaruhi oleh faktor global kenaikan index dollar yang signifikan sehubungan dengan wait and see data inflasi AS yang akan rilis malam ini, dan akan mempengaruhi keputusan The Fed terkait suku bunga (pada besok),” katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Data inflasi AS bulan Agustus diprediksi mencapai 2,9 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 2,7 persen. Rully mengatakan pelaku pasar masih optimis prospek penurunan suku bunga hingga tiga kali hingga akhir tahun ini apabila inflasi AS membaik.

“Penurunan bisa sampai 50 bps (basis points). Jika inflasi memburuk, tetap ada penurunan bunga bulan ini hanya 25 bps karena pasar tenaga kerja yang mendingin,” ujar dia.

Meninjau sentimen dari domestik, lanjutnya, masih dibayangi aksi jual yang melanda pasar obligasi negara akibat keraguan pelaku pasar atas kapasitas Menteri Keuangan (Menkeu) baru yang mengelola risiko fiskal. Hingga Selasa (9/9), net foreign sell disebut telah dijual di pasar obligasi mencapai Rp18,6 triliun.

Baca juga: Berikut alasan Sri Mulyani diganti Purbaya dari jabatan Menteri Keuangan

Senada, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra menganggap kondisi dalam negeri masih dibayangi pergantian Menkeu.

“Transisi di Kementerian Keuangan memberikan sentimen negatif ke pasar. Pasar ingin melihat kemampuan Menteri Keuangan yang baru,” kata Aris.

Baca juga: Menkeu Purbaya janji tak rombak kebijakan fiskal Sri Mulyani

Di sisi lain, dolar AS dinyatakan sedang mengalami tekanan seiring adanya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan ini.

“Ada peluang rupiah masih bisa tertekan dan bisa saja terbatas di area Rp16.480, dengan potensi support di sekitar Rp16.380,” ujar dia.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.