Mataram (ANTARA) - Sejumlah anggota DPRD Nusa Tenggara Barat mengingatkan pengerjaan sejumlah ruas jalan di wilayah itu tidak molor sampai melebihi tahun anggaran 2025.
"Kita masih punya waktu 2,5 bulan. Mudah-mudahan tidak melebihi tahun anggaran," ujar Sekretaris Komisi IV DPRD NTB Hasbullah Muis Konco di Mataram, Kamis.
Komisi IV DPRD NTB akan melakukan pengawasan ketat terhadap proyek yang dikerjakan pemerintah provinsi. Di antaranya ruas Jalan Dasan Geres-Pohgading, Lombok Timur. Di sana dianggarkan sekitar Rp28 miliar. Jalan akan ditingkatkan sepanjang 5-6 kilometer.
"Selain badan jalan, juga jadi satu dengan sistem drainase dan asesoris kelengkapan jalan. Perbaikan Dasan Geres-Pohgading ini cukup mendesak karena mengalami rusak berat," ujarnya.
Peningkatan jalan dengan anggaran cukup besar dilakukan di Simpang Tano-Senteluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Di sana dianggarkan Rp42 miliar. Jalan akan diperbaiki dua sisi. Berikutnya peningkatan jalan dilakukan di wilayah Lunyuk, Kabupaten Sumbawa. Di sana dianggarkan Rp19 miliar.
Baca juga: Jalan alternatif Sumbawa-Subawa Barat dibangun akibat tergerus sungai
Wilayah itu termasuk yang terdampak banjir pada 2024, sehingga kondisi jalan provinsi itu hampir terputus. Dinas PUPR NTB sudah pernah melakukan perbaikan darurat 2024. Tapi karena kendala anggaran dan waktu pelaksanaan yang mepet, sehingga perbaikan infrastruktur menjadi tidak maksimal sehingga dikerjakan tahun ini.
"Jalan provinsi Lunyuk saat ini sedang dikerjakan. Kami minta agar rekanan proyek
memperhatikan kualitas pekerjaan dan kelengkapan teknis," terang Konco.
Ia meminta PUPR untuk aktif melakukan pengawasan proyek di lapangan. Rekanan harus memperhatikan kualitas pekerjaan dan memperhatikan waktu pekerjaan agar jangan sampai molor dari target hingga akhir Desember 2025.
"Kalau jauh dari pantauan kontraktor bisa saja bekerja asal-asalan. Ini berdampak ke kualitas pekerjaan," katanya.
Baca juga: Anggota DPR: Rencana Tol Lembar-Kayangan Lombok tidak ekonomis
Anggota Komisi IV DPRD NTB Abdul Rahim mengatakan pekerjaan jalan provinsi Lenangguar-Lunyuk merupakan salah satu prioritas dalam program konektivitas wilayah selatan Pulau Sumbawa. Jalan ini menjadi akses vital distribusi pertanian dan hasil tambak masyarakat. Jika gagal selesai tepat waktu, distribusi logistik dan ekonomi warga bisa terganggu.
"Apalagi kan sebentar lagi musim hujan. Masyarakat khawatir kalau tidak tuntas akses ini akan longsor lagi," ujarnya.
Menurutnya panjang ruas jalan provinsi Lenangguar-Lunyuk yang dikerjakan mencapai 80 kilometer. Selain pengaspalan ulang ada juga penambalan jalan berlubang. Bahkan ada juga pemasangan dinding penahan menggunakan bor pile sepanjang 200 meter di dua lokasi longsor.
"Pekerjaan fisik berpotensi tidak maksimal karena kondisi cuaca. Sebab pada November-Desember biasanya sudah masuk musim hujan sehingga dalam kondisi itu tidak bagus untuk pekerjaan fisik konstruksi," katanya.
Baca juga: Anggota DPR RI: Perbaikan jalan Pulau Lombok melalui skema IJD
Baca juga: Pemprov NTB menganggarkan Rp60,5 miliar perbaiki dua ruas jalan
Baca juga: DPRD NTB: Perbaikan jalan harus jadi prioritas utama pembangunan
