Denpasar, Bali (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat berdasarkan survei angkatan kerja Agustus 2025, Bali masih menyisakan 40,99 ribu orang pengangguran.
"Untuk angkatan kerja dibagi menjadi yang bekerja atau berhasil dapat pekerjaan dan yang belum bekerja atau pengangguran, dengan yang bekerja 2,70 juta orang, sementara yang menjadi pengangguran 40,99 ribu orang," kata Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan di Denpasar, Bali, Rabu.
Agus Gede terlebih dahulu menjelaskan, dari hasil survei Agustus 2025, penduduk usia kerja di Bali atau 15 tahun ke atas sebanyak 3,55 juta orang atau meningkat 27,63 ribu orang dari Agustus 2024.
Dari jumlah tersebut sebanyak 2,74 juta di antaranya merupakan angkatan kerja baik sudah bekerja maupun pencari kerja dan 0,80 juta bukan angkatan kerja seperti ibu rumah tangga atau pelajar.
Setelah ditelusuri ternyata di antara mereka yang termasuk angkatan kerja, sebanyak 2,70 jutanya sudah mendapat pekerjaan atau bertambah 36,31 ribu dibanding tahun lalu dan yang pengangguran 40,99 ribu atau turun 7,68 ribu orang.
Meskipun masih menyisakan pengangguran, menurut BPS Bali, angka ini sudah semakin membaik sebab hanya tersisa 1,49 persen pengangguran terbuka dan menjadi angka terendah di Indonesia.
Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, sisa angkatan kerja yang masih pengangguran untuk laki-laki sebanyak 1,51 persen, atau lebih banyak dibanding perempuan sebanyak 1,48 persen.
Jika dilihat berdasarkan kabupaten/kota, tingkat pengangguran terbuka tertinggi terjadi di Kabupaten Karangasem sebanyak 1,80 persen dan terendah Bangli 0,73 persen atau sebagian besar penduduk sudah bekerja.
Baca juga: Industri pengolahan dongkrak pertumbuhan ekonomi NTB
“Tingkat pengangguran terbuka itu terendah secara nasional dan dari jumlah mencapai 40,99 ribu orang, jadi tidak hanya persentasenya turun, tapi jumlahnya juga mengalami penurunan,” ujar Agus Gede.
Turunnya pengangguran di Bali sejalan dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III, sehingga disimpulkan bahwa jumlah penduduk terserap lebih banyak karena terbukanya lapangan pekerjaan. BPS Bali turut membedah data penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha, dimana tenaga kerja paling banyak terserap oleh sektor perdagangan.
Baca juga: Tingkat hunian kamar hotel di NTB turun pada September 2025
Lapangan usaha ini menyerap 20,79 persen dari 2,74 juta orang yang sudah bekerja tadi, disusul pertanian menyerap 17,18 persen, industri pengolah 14,95 persen, lalu akomodasi dan makan minum 14,51 persen.
Dari survei Agustus 2024 juga melihat status penduduk yang sudah bekerja di Bali sebagian besar adalah buruh atau pegawai yaitu 46,03 persen, kemudian yang bekerja dengan berusaha sendiri 21,13 persen, berusaha dibantu buruh tidak tetap 11,12 persen, dan pekerja keluarga/tidak dibayar 10,38 persen.
