Lombok Tengah (ANTARA) - Sebanyak 19.420 balita di Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi sasaran imunisasi heksavalen yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
"Vaksin jenis heksavalen ini merupakan vaksin kombinasi yang memberikan perlindungan terhadap enam penyakit sekaligus dalam satu suntikan mulai dari difteri, tetanus, pertussis (batuk rejan), hepatitis B, Polio dan haemophilus influenze tipe b (Hib)," kata Wakil Bupati Lombok Tengah H M Nursiah saat membuka kegiatan sosial vaksin tersebut di Lombok Tengah, Kamis.
Ia mengatakan imunisasi ini sangat penting karena ini merupakan program langsung dari Kemenkes RI untuk bagaimana menjaga kesehatan balita atau masyarakat.
"Vaksin heksavalen ini menggantikan jadwal imunisasi dasar pada bayi di usia 2, 3, dan 4 bulan untuk mengurangi jumlah suntikan, rasa sakit, dan trauma pada anak, serta meningkatkan kepatuhan orang tua terhadap imunisasi," katanya.
Baca juga: Imunisasi campak di Lombok Tengah capai 49 persen
Ia mengatakan Imunisasi heksavalen ini banyak manfaat mulai dari satu suntikan untuk enam perlindungan dan mengurangi rasa sakit dan trauma karena, dengan jumlah suntikan yang lebih sedikit, bayi akan mengalami lebih sedikit rasa sakit dan trauma dibandingkan dengan imunisasi yang terpisah-pisah.
Selain itu, imunisasi ini sangat penting karena vaksin kombinasi ini dapat membantu orang tua lebih patuh dalam menuntaskan imunisasi dasar lengkap (IDL) untuk anak mereka dan tentunya vaksin jenis ini dianggap lebih efisien.
“Jadi pelaksanaannya lebih praktis dan efektif bagi tenaga kesehatan, memungkinkan pelayanan yang lebih optimal,” katanya.
Baca juga: Warga Lombok Tengah diajak sukseskan imunisasi polio
Sementara itu, Kabid Pengendalian Penyakit dan Lingkungan (P3KL) di Dinkes Lombok Tengah Lalu Putrawangsa menyampaikan bahwa ada 19.420 balita yang menjadi sasaran vaksin atau imunisasi heksavalen tersebut dan sebenarnya vaksin ini sama dengan vaksin sebelumnya namun dalam vaksin ini dilakukan penggabungan.
“Misalnya dulu untuk difteri, pertussis dan tetanus hingga hepatitis B maupun haemophilus influenzea tipe b (Hib) itu masing-masing ada vaksinnya tapi dalam imunisasi heksavalen itu semua digabung menjadi satu kali pemberian dan manfaatnya sama dengan vaksin sebelumnya juga,”terangnya.
Pihaknya menyampaikan bahwa dengan penggabungan vaksin ini maka ke depan anak-anak tidak lagi disuntik berkali-kali dan 19.420 balita ini mulai dilakukan suntikan kepada para balita.
"Kalau dulu balita disuntik di lengan kiri dan kanan tapi sekarang cukup di satu lengan saja," katanya.
Baca juga: Cakupan vaksinasi HPV di Lombok Tengah mencapai 73 persen
