Beras 750 ton tenggelam, Bulog NTB pastikan kerugian ditanggung asuransi

id Berat Bulog Tenggelam,Mara Kamin Siregar,Bulog NTB,Pelabuhan Badas

Beras 750 ton tenggelam, Bulog NTB pastikan kerugian ditanggung asuransi

Kapal KLM Lintas Samudra II yang mengangkut sebanyak 750 ton beras Bulog tenggelam di Dermaga 4 Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-tribratanews.ntb.polri.go.id)

Mataram (ANTARA) - Pimpinan Wilayah Bulog Nusa Tenggara Barat (NTB) Mara Kamin Siregar menegaskan pihak asuransi menanggung kerugian atas tenggelamnya 750 ton beras yang diangkut kapal KLM Lintas Samudra II di Dermaga 4 Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa, pada 6 November 2025.

"Sepenuhnya di-cover asuransi," kata Mara ketika dikonfirmasi dari Mataram, Rabu (26/11).

Bulog NTB belum membeberkan nilai total kerugian dari muatan beras yang tenggelam tersebut dan pihak asuransi mana yang harus menanggun kerugian beras yang dibeli dari dana negara tersebut.

Dalam laporan resmi Polri, kapal kayu pengangkut beras Bulog itu kandas dan karam di ujung Dermaga 4 Pelabuhan Badas pada Kamis (6/11). Kapal diketahui mengangkut sekitar 750 ton beras yang rencananya dikirim ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada pagi harinya.

Kapolsek Labuhan Badas Iptu Eko Riono membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan bahwa kapal mulai mengalami kebocoran sekitar pukul 01.30 Wita. Para kru sempat mengupayakan penyedotan air menggunakan enam mesin pompa, namun laju air tidak dapat dikendalikan.

"Air yang masuk ke lambung sudah tidak bisa dihentikan. Dalam hitungan menit, kapal langsung karam bersama muatannya," kata Eko.

Menurut laporan kepolisian, tujuh kru kapal termasuk nakhoda berinisial Ar (61) asal Sampang, Jawa Timur, berhasil menyelamatkan diri dengan melompat ke area pelabuhan. Tidak ada korban jiwa, tetapi ribuan karung beras milik Bulog dipastikan ikut tenggelam bersama kapal.

KLM Lintas Samudra II, kapal kayu berukuran panjang 37,37 meter, lebar 10,6 meter, dan tonase 497 GT itu, tiba di Pelabuhan Badas dari Pelabuhan Bima pada 27 Oktober 2025 dalam keadaan kosong.

Baca juga: Wabup Bima pastikan penyaluran CPP 48.141 penerima tepat sasaran

Sesuai rencana, kapal akan berangkat menuju Kupang pada Kamis (6/11) sekitar pukul 09.00 Wita. Namun, kebocoran pada bagian depan dan belakang lambung membatalkan rencana pelayaran.

Berdasarkan keterangan nakhoda, kapal sempat menjalani perbaikan mesin di Surabaya selama enam bulan. Meski begitu, sambungan papan pada dinding kapal diduga mengalami pelapukan, sehingga tidak mampu menahan tekanan berat muatan beras.

Baca juga: Pembangunan 100 gudang baru sasar wilayah akses pangan sulit

"Diduga sambungan papan yang sudah lapuk membuat air mudah masuk ke lambung," ujar Eko.

Kerugian akibat insiden ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah, meskipun Bulog memastikan komponen kerugian telah ditanggung perusahaan asuransi.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.