PLN terangi empat sekolah terpencil di Bima dengan program Supersun

id PLN,Program Supersun,Sri Heny Purwanti,Kabupaten Bima,Sekolah Terpencil

PLN terangi empat sekolah terpencil di Bima dengan program Supersun

Sejumlah petugas PLN memasang sistem pembangkit listrik tenaga surya individu sebagai bagian dari program Supersun atau surya power solusi untuk negeri di sejumlah sekolah terpencil di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/HO-PLN)

Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) melalui PLN UP3 Bima menerangi empat sekolah terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik di Kabupaten Bima dengan program Supersun atau surya power solusi untuk negeri.

General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, menjelaskan program pemasangan sistem pembangkit listrik tenaga surya individu tersebut merupakan dukungan terhadap percepatan digitalisasi pembelajaran sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2025.

"Program Supersun tersebut sebagai langkah nyata untuk memperluas akses energi bersih bagi dunia pendidikan di wilayah terpencil," katanya.

Ia menyebutkan empat sekolah penerima manfaat meliputi SMPN 8 Lambu di Desa Baku, SMPN 10 Satu Atap Lambu di Desa Mpori Lembo, SDN Tongga di wilayah kerja ULP Sape, serta SDN Tambora di bawah ULP Dompu.

Setiap sekolah menerima satu paket Supersun yang terdiri atas panel surya berkapasitas 2×550 Watt, baterai penyimpanan energi 2.350 Wh, serta kWh meter berdaya 1.300 VA.

Rangkaian perangkat itu mampu mendukung suplai listrik mandiri hingga delapan jam pemanfaatan setiap hari, terutama untuk kegiatan belajar mengajar dan fasilitas ruang guru. Sistem ini juga memungkinkan penambahan kapasitas penerangan sesuai batas beban maksimum 6 Ampere.

Selama ini, kata Sri Heny, sekolah-sekolah tersebut menjalankan aktivitas pendidikan tanpa dukungan listrik memadai. Total penerima manfaat meliputi 72 siswa dan 37 guru pada tiga sekolah yang telah memiliki data lengkap.

Dari sisi fasilitas pendidikan, SMPN 8 Lambu dan SMPN 10 Lambu masing-masing memiliki enam ruang belajar, sementara SDN Tongga memiliki empat ruang dengan belum adanya instalasi listrik sebelumnya.

Baca juga: PLN dukung penguatan sektor energi di regional Bali--NTB--NTT

"Dengan hadirnya Supesun, seluruh ruang belajar kini dapat didukung penerangan yang konsisten dan memungkinkan penggunaan perangkat elektronik dasar sebagai pendukung digitalisasi pembelajaran," ujarnya.

Ia menambahkan, mobilisasi tim PLN menuju lokasi juga menjadi tantangan tersendiri mengingat kondisi geografis. Perjalanan menuju SMPN 8 Lambu menempuh jarak 26 km atau sekitar 47 menit, sementara menuju SMPN 10 Lambu memerlukan 1 jam 5 menit dengan jarak 35 km.

SDN Tongga berjarak 47 km dengan waktu tempuh 1 jam 15 menit dari ULP Sape, sedangkan SDN Tambora merupakan lokasi paling terpencil dengan jarak 138 km atau sekitar 3 jam perjalanan dari ULP Dompu.

Baca juga: PT PLN Indonesia Power membawa layanan MRO ke level internasional

Program ini, menurut Sri Heny, turut mendukung pengurangan penggunaan genset di wilayah yang belum teraliri listrik. Setiap unit Supersun mampu menghemat konsumsi solar setara 24 liter per hari dan menghindari emisi karbon hingga 1.470 kg CO per tahun untuk setiap sekolah.

"Hal itu menjadi kontribusi penting dalam mendorong transisi energi bersih di NTB serta mewujudkan operasional pendidikan yang lebih berkelanjutan," ucapnya.

Sri Heny, menegaskan bahwa penyediaan akses energi di wilayah terpencil merupakan bagian dari komitmen PLN dalam pemerataan layanan kelistrikan. "Supersun" bukan hanya solusi energi, tetapi investasi bagi masa depan generasi muda di daerah terpencil.

"Energi bersih yang hadir hari ini menjadi fondasi untuk memperkuat kualitas pembelajaran dan membuka peluang digitalisasi pendidikan," ujarnya.

PLN, kata dia, akan terus memperluas jangkauan layanan listrik berbasis energi baru terbarukan.

"Kami berkomitmen menjaga keandalan sistem dan memastikan masyarakat di wilayah paling terpencil sekalipun mendapatkan akses energi yang layak. Kolaborasi dengan Pemerintah akan terus kami perkuat demi mempercepat tercapainya pemerataan kelistrikan di seluruh Nusa Tenggara Barat," ucap Sri Heny.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.