Pemkot Mataram membayar pembebasan lahan jalan Rp11,7 miliar bertahap

id Dinas PUPR,Kota Mataram,anggaran pembebasan lahan

Pemkot Mataram membayar pembebasan lahan jalan Rp11,7 miliar bertahap

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning. ANTARA/Nirkomala.

Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat menyebutkan pembayaran pembebasan lahan untuk pembangunan jalan baru dengan anggaran Rp11,7 miliar akan dilakukan secara bertahap.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Jumat, mengatakan, masalah harga dan anggaran cukup sensitif untuk disampaikan, sebab warga merasa tanah yang dibebaskan akan langsung dibayarkan secara keseluruhan.

"Padahal kami melakukan pembebasan lahan secara bertahap karena keterbatasan anggaran," katanya.

Pada tahun 2025, menurut dia, Dinas PUPR Kota Mataram menyiapkan anggaran sebesar Rp11,7 miliar untuk pembebasan lahan tahap pertama di sejumlah titik strategis.

Anggaran tersebut digunakan untuk beberapa proyek prioritas antara lain, pembebasan lahan jalan baru Nuraksa–Batu Bolong sebesar Rp5 miliar lebih.

Kemudian pembebasan lahan pinggir Kali Unus sebesar Rp1,8 miliar lebih, dan pembebasan lahan untuk pelebaran Jalan Catur Warga sebesar Rp3,9 miliar lebih.

Baca juga: Pemkot Mataram asesmen longsor di pinggir Sungai Jangkuk

"Semua anggaran yang kami siapkan sifatnya estimasi kebutuhan pembebasan lahan sesuai perencanaan teknis yang telah kami susun," katanya.

Lale mengatakan kegiatan sosialisasi dan uji publik kepada warga tentang pembebasan lahan sudah beberapa kali dilakukan oleh pemerintah.

Seperti di Jalan Nuraksa Karang Anyar ada warga tidak setuju bukan karena nilai yang ditawarkan pemerintah cukup rendah, tetapi warga menganggap Pemerintah Kota Mataram sudah menyiapkan anggaran secara keseluruhan dari Batu Bolong sampai Karang Anyar.

Baca juga: PUPR lakukan skala prioritas angkut sampah basah di Mataram

"Anggaran kami sekitar Rp5 miliar, tapi mereka tidak mau kalau ada yang duluan dibayar, mereka mau dibayar bersamaan sekaligus. Itulah, yang jadi pekerjaan rumah kami," katanya.

Dengan demikian, untuk pengerjaan pembukaan jalan baru Nuraksa-Batu belum tentu bisa dimulai tahun 2026, sebab pembebasan lahan tidak bisa dilaksanakan sebelum semua selesai.

Khusus untuk pembukaan jalan baru Nuraksa-Batu Bolong, katanya, saat ini dinilai cukup mendesak karena sesuai perencanaan, jalan baru ini disiapkan sebagai alternatif untuk mengurai kemacetan di Jalan Gajah Mada dari Pagesangan menuju Jempong.

"Mendesak, tapi kami juga harus realistis dengan daya dan kemampuan daerah saat ini," katanya.

Pewarta :
Editor: I Komang Suparta
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.