TAMPIL LEBIH MUDA DENGAN TEKNOLOGI LASER

id

Zita Meirina

Jakarta (ANTARA) - Pepatah "umur boleh bertambah tetapi jiwa harus tetap muda" kini tampaknya dianut banyak masyarakat kelas menengah atas perkotaan. Mereka ingin terlihat lebih muda dari usia sebenarnya.

Akibatnya, dalam beberapa tahun terakhir bisnis salon kecantikan tumbuh menjamur di hampir setiap pelosok kota, yang kini dipertegas dengan hadirnya klinik kecantikan karena dilengkapi layanan konsultasi dokter.

Klinik-klinik ini menawarkan pelayanan mencengangkan, karena dalam waktu relatif singkat bisa mengubah penampilan seseorang.

Kaum wanita, dan juga sebagian kaum lelaki, tak perlu repot menunggu lama sampai wajah berjerawat atau bernoda hitamnya hilang.

"Hanya dibutuhkan waktu rutin antara dua hingga tiga kali `treatment` dengan laser, maka wajah yang berjerawat atau terdapat noda hitam bisa terlihat mulus kembali," kata Ritha Helena dari Klinik Kecantikan "Helena Beauty House" yang berlokasi di Jakarta Selatan.

Penggunaan teknologi Laser untuk perawatan tubuh memang tengah menjadi tren, tidak sebatas untuk menyamarkan penuaan dini melalui peremajaan kulit namun juga untuk melangsingkan tubuh, menyempurnakan bentuk wajah, menumbuhkan rambut yang mulai menipis, menghilangkan flek hitam dan jerawat, menghilangkan bulu, dan sebagainya.

Namun tentu saja untuk mendapatkan hasil memuaskan dalam waktu singkat, butuh biaya yang tidak sedikit. Satu kali tretament wajah saja membutuhkan dana antara Rp300 ribu hingga Rp500 ribu untuk penggunaan laser dan cream oles.

Hitung saja sendiri jika treatment dilakukan sampai 2 atau 3 kali, atau lebih.

Helena Beauty House sendiri mengenakan biaya antara Rp500 ribu hingga Rp2 juta untuk satu kali perawatan.

Jika hasil cepat yang diinginkan, maka dalam sepekan sedikitnya Rp1 juta hingga Rp1,5 juta harus disiapkan konsumen, namun jika kantong belum mencukupi, laser treatment bisa dilakukan satu minggu satu kali selama empat minggu. Dalam satu bulan, wajah pun terlihat mulus.

"Soal biaya murah atau mahal memang relatif. Masalahnya sebelum klinik kecantikan banyak bertumbuh, kaum wanita Indonesia terutama mereka yang berkantong tebal sengaja melancong ke luar negeri, terutama ke Singapura, semata-mata untuk terapi wajah agar terlihat kencang dan awet muda," kata Helena.

Menurutnya, satu kali treatment di luar negeri paling tidak membutuhkan Rp10 juta.

"Mengapa para wanita Indonesia harus jauh-jauh ke luar negeri? Karena pada masa itu belum banyak klinik kecantikan di Indonesia yang menggunakan peralatan dan teknologi canggih untuk terapi wajah", ungkap Helena.

Kondisi sekarang justru sebaliknya, klinik-klinik kecantikan tumbuh pesat di berbagai kota di Tanah Air. Mereka bahkan berlomba menawarkan layanan sambil mengklaim diri paling berkualitas, murah dan lebih penting lagi menjamin keamanan perawatan karena dilakukan di bawah pengawasan dokter ahli.

Jumlah klinik kecantikan yang berkecambah ini malah menguntungkan pelanggan karena sesuai dengan hukum "permintaan dan penawaran", maka harga pastinya otomatis turun.

Tren layanan kecantikan yang dirancang klinik-klinik kecantikan saat ini ditawarkan dalam paket, seperti paket pelangsingan dan pengencangan tubuh, menghilangkan noda di wajah dan peremajaan kulit, memancungkan hidung dan melebarkan mata yang kelewat sipit, dan banyak lagi.

Hasil lebih cepat

Lalu, terapi laser jenis apa yang disukai wanita? Ternyata kebanyakan wanita cenderung memilih terapi laser untuk mengurangi keriput pada wajah dan leher.

Dr Kisman, dokter spesialis kulit untuk Helena Beauty Salon, mengungkapkan klinik-klinik kecantikan memang mengandalkan teknologi laser untuk menarik minat konsumen.

"Dengan peralatan canggih tersebut, terapi dilakukan tanpa harus melalui operasi yang selama ini menjadi kekhawatiran umumnya pasien. Dengan teknik laser pasien tidak perlu merasa takut wajah atau bagian tubuhnya berdarah-darah," katanya.

Kebanyakan konsumen memilih terapi laser karena alasan lebih cepat mendapatkan hasil yang diinginkan dan tidak menimbulkan efek samping.

Menurut Kisman, dibandingkan dengan obat tropikal (krim oles) atau dermabrasi dan peeling, terapi laser memang lebih efektif mengencangkan kulit.

Saat ini alat canggih dengan teknologi laser digunakan luas di banyak rumah sakit dan klinik kecantikan, dan yang tercanggih dari semua itu adalah Laser Erbium fractional dari Eropa.

Terapi laser juga dapat digunakan untuk umum, termasuk anak-anak yang mengalami kelainan pada kulit sejak lahir. Namun, ibu hamil harus memperhatikan dahulu faktor usia kehamilan, sebelum menjalani terapi laser.

Selain itu, menurut Dr Kisman, ada aturan pascatindakan yang perlu dipatuhi pasien agar hasil laser lebih maksimal.

"Ada jenis terapi laser yang membutuhkan waktu pemulihan. Selama proses pemulihan, pasien tidak diperbolehkan berada di bawah sinar matahari agar kulit tidak infeksi," terang sang dokter.

Cara kerja sinar laser adalah dengan membuat luka atau peradangan dalam kulit akibat panas dari sinar laser.

"Peradangan ini diperlukan untuk merangsang keluarnya asam aminopeptide yang akan memberi sinyal pada sel untuk melakukan regenerasi sehingga kulit lebih banyak memproduksi kolagen agar kulit terlihat kencang", paparnya.

Berdasarkan jenis terapi laser, ada laser ablatif dan non ablatif.

Teknik laser ablatif adalah jenis laser yang menimbulkan luka di luar atau pengelupasan. Laser ini menggunakan panjang gelombang 532 nm, dan 1064 nm. Teknik ablatif cukup dilakukan satu kali dalam sebulan.

Laser ablatif membutuhkan waktu tiga bulan untuk memulihkan wajah dengan efek kemerahan, namun hasilnya lebih bagus dan biayanya pun lebih murah.

Namun, jenis terapi laser ini kurang disukai pasien. Pasian lebih menyukai laser nonablatif yang memanfaatkan panas untuk merangsang pertumbuhan kolagen, kendati mesti dilakukan lebih sering, paling tidak lima kali dalam sebulan.

Uniknya, pasien perawatan wajah ternyata bukan monopoli kaum wanita. Pria-pria masa kini juga ternyata gemar melakukannya.

Menurut Ritha Helena (54), gejala ini terjadi karena para pria makin menyadari pentingnya mencegah penuaan dini pada kulit wajah dan kulit.

"Biasanya para pria ini adalah suami-suami yang diajak istri mencoba perawatan agar tampil serasi. Demikian juga banyak ibu-ibu yang membawa anak lelaki yang berangkat remaja untuk terapi jerawat," katanya. (*)