Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga agar tetap waspada dengan penyebaran virus cacar monyet (monkeypox) seiring adanya temuan kasus suspek cacar monyet di Provinsi Jawa Tengah.
"Masyarakat tidak usah panik, tapi kita harus belajar dari pengalaman awal pandemi COVID-19 harus tetap waspada serta bisa hidup bersih dan sehat agar terhindar dari berbagai virus penyakit," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi temuan satu kasus suspek cacar monyet di Provinsi Jawa Tengah serta pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, karena telah meluasnya wabah cacar monyet ke lebih dari 70 negara sehingga harus menjadi perhatian masyarakat seluruh dunia.
Prinsipnya, lanjut wali kota, pemerintah kota akan terus menggencarkan sosialisasi penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui Dinas Kesehatan sebagai langkah antisipasi penyebaran dan penularan berbagai jenis virus berbahaya di kota ini.
Pemerintah kota saat ini masih fokus menghadapi kasus COVID-19 yang kasusnya mulai muncul lagi, serta penanganan virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak yang sudah mulai melandai.
Baca juga: WHO dalami temuan virus cacar monyet pada cairan sperma
Baca juga: Dinkes diminta serius antisipasi virus cacar monyet
"Sedangkan untuk penangan virus cacar monyet, sosialisasi PHBS perlu terus digencarkan. Tapi masyarakat harus tetap tenang dan jangan panik," katanya lagi. Sementara Kepala Dinas (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi sebelumnya, mengatakan, hingga saat ini kasus cacar monyet di Mataram belum ditemukan namun harus tetap diwaspadai.
"Salah satunya dengan tetap menjaga PHBS dan menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan, serta menjaga kebersihan dinilai penting," katanya. Selain PHBS, sambung Usman, peran serta keluarga atau orang tua dalam menjaga dan aktif memantau kesehatan anak-anak-anak juga sangat penting. "Artinya ketika anak-anak ada gejala gangguan kesehatan, orang tua harus segera membawa mereka ke fasilitas kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit," katanya.
"Masyarakat tidak usah panik, tapi kita harus belajar dari pengalaman awal pandemi COVID-19 harus tetap waspada serta bisa hidup bersih dan sehat agar terhindar dari berbagai virus penyakit," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi temuan satu kasus suspek cacar monyet di Provinsi Jawa Tengah serta pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO yang telah menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global, karena telah meluasnya wabah cacar monyet ke lebih dari 70 negara sehingga harus menjadi perhatian masyarakat seluruh dunia.
Prinsipnya, lanjut wali kota, pemerintah kota akan terus menggencarkan sosialisasi penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui Dinas Kesehatan sebagai langkah antisipasi penyebaran dan penularan berbagai jenis virus berbahaya di kota ini.
Pemerintah kota saat ini masih fokus menghadapi kasus COVID-19 yang kasusnya mulai muncul lagi, serta penanganan virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak yang sudah mulai melandai.
Baca juga: WHO dalami temuan virus cacar monyet pada cairan sperma
Baca juga: Dinkes diminta serius antisipasi virus cacar monyet
"Sedangkan untuk penangan virus cacar monyet, sosialisasi PHBS perlu terus digencarkan. Tapi masyarakat harus tetap tenang dan jangan panik," katanya lagi. Sementara Kepala Dinas (Dinkes) Kota Mataram dr H Usman Hadi sebelumnya, mengatakan, hingga saat ini kasus cacar monyet di Mataram belum ditemukan namun harus tetap diwaspadai.
"Salah satunya dengan tetap menjaga PHBS dan menerapkan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan, serta menjaga kebersihan dinilai penting," katanya. Selain PHBS, sambung Usman, peran serta keluarga atau orang tua dalam menjaga dan aktif memantau kesehatan anak-anak-anak juga sangat penting. "Artinya ketika anak-anak ada gejala gangguan kesehatan, orang tua harus segera membawa mereka ke fasilitas kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit," katanya.