Lombok Barat (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bersinergi meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) desa wisata melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi tentang tren kepariwisataan terkini.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, H M Fajar Taufik, di Kabupaten Lombok Barat, Selasa, mengatakan pihaknya bersama dengan Kemenparekraf menggencarkan sosialisasi tentang tren desa wisata yang semakin populer.
"Bahkan sekarang bisa disebut sebagai pandemic winner, yaitu sebagai suatu destinasi pariwisata yang mampu menawarkan pengalaman yang otentik. Selain beraktivitas di alam terbuka, kita bisa sembari belajar budaya dan nilai kearifan lokal di masyarakat desa," katanya.
Menurutnya, pembangunan desa wisata sendiri sudah tidak lagi sebatas mendorong pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan, namun sekarang lebih kepada kualitas kunjungan dan menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Untuk itu, Fajar merasa bersyukur dengan adanya kegiatan sosialisasi dan pelatihan bagi SDM bisa dilaksanakan oleh Kemenparekraf di desa wisata di Kabupaten Lombok Barat. Sebab, jumlah desa wisata di Indonesia mencapai lebih dari 4.400 desa.
"Kita patut bersyukur program ini sampai di kita, dan kita harus memanfaatkan ilmu yang didapat," ujarnya.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, Florida Pardosi, dalam keterangan tertulisnya menjelaskan untuk mendorong kualitas pariwisata desa tersebut, pihaknya menggelar sosialisasi sadar wisata 5.0 - Sapta Pesona dan pelayanan prima.
Selain itu, sosialisasi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan (CHSE) secara serentak di empat desa wisata di Pulau Lombok, yakni di Desa Mertak, dan Desa Mekarsari, Kabupaten Lombok Tengah, serta Desa Pelangan, dan Desa Batu Putih, di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
"Beberapa hal yang sangat ditekankan dalam kegiatan sosialisasi adalah kesadaran masyarakat di desa wisata tentang pentingnya penerapan sapta pesona, pelayanan prima, CHSE, pengelolaan homestay, perencanaan bisnis serta manajemen konflik yang menyesuaikan dengan kebutuhan desa wisata masing-masing," katanya.
Menurut Florida, masyarakat memiliki peran dan tugas yang sama dengan pemerintah untuk memastikan keberlangsungan pariwisata.
Oleh karena itu, membutuhkan komitmen dan kesadaran yang tinggi dari semua pihak untuk menjaga kelestarian alam dan budaya agar keindahan dan keunikan destinasi pariwisata Indonesia tetap tumbuh secara konsisten dan berkelanjutan.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, H M Fajar Taufik, di Kabupaten Lombok Barat, Selasa, mengatakan pihaknya bersama dengan Kemenparekraf menggencarkan sosialisasi tentang tren desa wisata yang semakin populer.
"Bahkan sekarang bisa disebut sebagai pandemic winner, yaitu sebagai suatu destinasi pariwisata yang mampu menawarkan pengalaman yang otentik. Selain beraktivitas di alam terbuka, kita bisa sembari belajar budaya dan nilai kearifan lokal di masyarakat desa," katanya.
Menurutnya, pembangunan desa wisata sendiri sudah tidak lagi sebatas mendorong pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan, namun sekarang lebih kepada kualitas kunjungan dan menuju pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Untuk itu, Fajar merasa bersyukur dengan adanya kegiatan sosialisasi dan pelatihan bagi SDM bisa dilaksanakan oleh Kemenparekraf di desa wisata di Kabupaten Lombok Barat. Sebab, jumlah desa wisata di Indonesia mencapai lebih dari 4.400 desa.
"Kita patut bersyukur program ini sampai di kita, dan kita harus memanfaatkan ilmu yang didapat," ujarnya.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pariwisata Kemenparekraf, Florida Pardosi, dalam keterangan tertulisnya menjelaskan untuk mendorong kualitas pariwisata desa tersebut, pihaknya menggelar sosialisasi sadar wisata 5.0 - Sapta Pesona dan pelayanan prima.
Selain itu, sosialisasi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan (CHSE) secara serentak di empat desa wisata di Pulau Lombok, yakni di Desa Mertak, dan Desa Mekarsari, Kabupaten Lombok Tengah, serta Desa Pelangan, dan Desa Batu Putih, di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
"Beberapa hal yang sangat ditekankan dalam kegiatan sosialisasi adalah kesadaran masyarakat di desa wisata tentang pentingnya penerapan sapta pesona, pelayanan prima, CHSE, pengelolaan homestay, perencanaan bisnis serta manajemen konflik yang menyesuaikan dengan kebutuhan desa wisata masing-masing," katanya.
Menurut Florida, masyarakat memiliki peran dan tugas yang sama dengan pemerintah untuk memastikan keberlangsungan pariwisata.
Oleh karena itu, membutuhkan komitmen dan kesadaran yang tinggi dari semua pihak untuk menjaga kelestarian alam dan budaya agar keindahan dan keunikan destinasi pariwisata Indonesia tetap tumbuh secara konsisten dan berkelanjutan.