Mataram (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, saat ini memiliki stok 10 ton beras cadangan pangan sebagai langkah antisipasi berbagai bencana  dan cuaca ekstrem.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Mataram H Lalu Johari di Mataram, Rabu, mengatakan, sebanyak 10 ton beras itu merupakan kuota cadangan pangan tahun 2023.

"Untuk beras cadangan pangan setiap tahun kita siapkan 10 ton. Jumlah itu bisa kita usulkan penambahan ke Bulog jika terjadi kekurangan," katanya.

Menurutnya, sebanyak 10 ton beras cadangan pangan itu saat ini disimpan di gudang milik DKP.

Beras akan dikeluarkan ketika terjadi bencana baik alam maupun non-alam sesuai dengan usulan dari pihak kelurahan, sebab kelurahan yang paling tahu kondisi warganya yang terdampak bencana dan membutuhkan bantuan beras.

"Tapi Alhamdulillah, sampai saat ini 10 ton beras cadangan pangan kami masih utuh atau belum ada didistribusikan," katanya.

Penyediaan beras cadangan pangan untuk antisipasi bencana di Kota Mataram disiapkan, karena Kota Mataram merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di NTB yang memiliki enam jenis bencana dari 10 jenis bencana yang kerap terjadi di NTB.

Selain gempa disertai tsunami, bencana lain yang mengancam wilayah Kota Mataram adalah banjir, kebakaran permukiman, konflik sosial, gelombang pantai, dan abrasi. Karenanya, ketika masuk angin barat dan cuaca ekstrem ratusan nelayan di Mataram tidak melaut.

Johari mengatakan, stok beras cadangan bencana 10 ton tersebut sudah dalam bentuk kemasan 25 kilogram dan siap didistribusikan ketika ada laporan bencana.

Tetapi DKP siap mengemas beras sesuai permintaan misalnya per 2,5 kilogram atau 5 kilogram agar mudah dibagi kepada warga yang terdampak bencana.

"Tetapi sejauh ini, rata-rata pihak kelurahan yang mengusulkan bantuan beras cadangan dan mengemas sendiri sesuai kebutuhan. Bagi kami tidak masalah, yang penting komunikasi," katanya.

Sementara menyinggung tentang kualitas, Johari, menjamin kualitas beras cadangan pangan yang didistribusikan ke masyarakat masih bagus dan layak konsumsi.

Bahkan untuk menjaga kualitas beras, pihaknya juga melakukan perawatan secara berkala. "Jika ada sisa dan kualitas kurang bagus, kita ganti dengan beras dengan kualitas lebih bagus," katanya.

Pewarta : Nirkomala
Editor : Riza Fahriza
Copyright © ANTARA 2024