Mataram (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, menggandeng Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri untuk menyelidiki penyebab kematian bocah perempuan usia 8 tahun dengan luka memar pada bagian mulut dan ada noda darah mengering pada wajah.
"Tujuannya untuk mengecek apakah ada DNA orang lain yang melekat pada tubuh korban," kata Kapolres Lombok Timur AKBP Hery Indra Cahyono saat ditemui di Mataram, Selasa.
Baca juga: Geger! Siswi SD di Rumbuk Lombok Timur ditemukan meninggal di bawah pohon kelapa
Selain mendapatkan dukungan dari Pusdokkes Polri, Polres Lombok Timur turut menggandeng Tim Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Bali.
"Pada intinya kami masih menunggu hasil dari labfor maupun pusdokkes. Jadi, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan terkait apa yang menjadi penyebab korban meninggal," ujarnya.
Dia mengatakan apabila dari hasil labfor dan pusdokkes ada bukti perbuatan pidana yang melibatkan peran orang lain, pihaknya akan melakukan pendalaman.
"Siapapun dia (pelaku), akan kami kejar sampai dapat," ucapnya.
Polres Lombok Timur sebelumnya sudah melaksanakan serangkaian tahap penyelidikan, mulai dari proses evakuasi jenazah bocah berinisial RNA yang ditemukan dalam posisi telungkup miring ke kanan di ladang belakang rumah warga yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah korban. Jenazah RNA ditemukan pada Rabu (24/5) sore oleh warga.
Usai evakuasi oleh tim Inafis, dilanjutkan proses olah TKP dan rapat bersama keluarga korban. Ada juga permintaan keterangan sejumlah saksi, termasuk keluarga korban dan kepala dusun.
Ada dugaan korban meninggal dengan tidak wajar sehingga pihak kepolisian sempat mengevakuasi jenazah RNA ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk proses visum.
Mengenai hasil dari pemeriksaan, Hery menambahkan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi dari pihak rumah sakit.
"Tujuannya untuk mengecek apakah ada DNA orang lain yang melekat pada tubuh korban," kata Kapolres Lombok Timur AKBP Hery Indra Cahyono saat ditemui di Mataram, Selasa.
Baca juga: Geger! Siswi SD di Rumbuk Lombok Timur ditemukan meninggal di bawah pohon kelapa
Selain mendapatkan dukungan dari Pusdokkes Polri, Polres Lombok Timur turut menggandeng Tim Laboratorium Forensik Kepolisian Daerah Bali.
"Pada intinya kami masih menunggu hasil dari labfor maupun pusdokkes. Jadi, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan terkait apa yang menjadi penyebab korban meninggal," ujarnya.
Dia mengatakan apabila dari hasil labfor dan pusdokkes ada bukti perbuatan pidana yang melibatkan peran orang lain, pihaknya akan melakukan pendalaman.
"Siapapun dia (pelaku), akan kami kejar sampai dapat," ucapnya.
Polres Lombok Timur sebelumnya sudah melaksanakan serangkaian tahap penyelidikan, mulai dari proses evakuasi jenazah bocah berinisial RNA yang ditemukan dalam posisi telungkup miring ke kanan di ladang belakang rumah warga yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah korban. Jenazah RNA ditemukan pada Rabu (24/5) sore oleh warga.
Usai evakuasi oleh tim Inafis, dilanjutkan proses olah TKP dan rapat bersama keluarga korban. Ada juga permintaan keterangan sejumlah saksi, termasuk keluarga korban dan kepala dusun.
Ada dugaan korban meninggal dengan tidak wajar sehingga pihak kepolisian sempat mengevakuasi jenazah RNA ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram untuk proses visum.
Mengenai hasil dari pemeriksaan, Hery menambahkan bahwa pihaknya belum menerima laporan resmi dari pihak rumah sakit.