Mataram (ANTARA) - Ketua Komisi V DPRD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Hadrian Irfani mengaku prihatin lantaran masih banyak pelajar di wilayah itu yang tersangkut dengan kasus hukum.
"Mulai dari persoalan narkoba, perkelahian/kenakalan remaja. Bahkan tak sedikit juga pelajar yang tersangkut pelanggaran ITE lantaran kurang bijak dalam bersosial media serta masih banyak lagi persoalan lainnya," kata Hadrian di Mataram, Selasa.
Menurut dia, hal ini menjadi penting untuk dijadikan perhatian bersama. Terutama pihak sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, termasuk para orang tua.
"Terjadinya hal ini, karena dinilai kurangnya upaya antisipasi/pencegahan. Termasuk soal pembinaan upaya preventif dari pihak sekolah masih sangat kurang. Kita berharap sekolah juga harus bisa melakukan upaya-upaya pencegahan," terangnya.
"Jadi upaya-upaya pembinaan, pencegahan itu penting. Begitu juga sosialisasi, harus dimaksimalkan. Sosialisasi tentang narkoba, pelecehan seksual, bahaya tindak pidana yang dilakukan pelajar di kalangan remaja. Nah, itu saya lihat kurang. Perlu digalakan sosialisasi," sambung Hadrian Irfani.
Baca juga: Polda NTB edukasi tertib berlalu lintas ke pelajar SMA
Persoalan ini, menurut Lalu Hadrian Irfani, tidak hanya menjadi fokus pihak sekolah, namun juga harus menjadi perhatian pihak Dikbud serta para orang tua maupun keluarga dari peserta didik.
Tak lupa, pria yang kerap disapa Lalu Arie itu mengingatkan Dinas Dikbud, bahwa persoalan pendidikan tidak hanya terfokus pada masalah peningkatan infrastruktur, namun penting pula pada peningkatan SDM dan moral anak didik.
"Ke depan kita berharap, Dikbud itu tidak hanya meningkatkan infrastruktur, tapi juga perlu melakukan peningkatan kualitas SDM dan moral anak didik kita. Ini penting menjadi perhatian," ingat anggota DPRD NTB dari Dapil Lombok Tengah tersebut.
Hal ini kata dia bukan tanpa dasar, karena kerap mendengar kabar-kabar yang kurang mengenakan. Terutama yang terjadi di NTB.
"Beberapa hari ini kita mendengar berita kurang mengenakan. Terutama kita di NTB oleh pelajar kita di kalangan SMA," katanya.
Baca juga: Polisi ungkap kasus pelajar di NTB sekap dan perkosa pacar di bawah umur
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa ini benar-benar menjadi persoalan serius dan penting untuk disikapi. Menyikapi hal ini dalam waktu dekat pihaknya akan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dikbud khusus membahas masalah ini.
"Kalau selama ini kita ribut-ribut masalah Dana Alokasi Khusus (DAK), masalah infrastruktur dan lain sebagainya, ternyata ada satu hal lagi kita lupa, soal degradasi moral. Itu makanya menjadi penting upaya pembinaan, pencegahan dan sosialisasi ini," jelasnya.
"Misalnya sosialisasikan soal dampak negatif penggunaan sosial media. Semua juga harus diintensifkan. Jangan dianggap remeh," tegas Hadrian.
Untuk itu dirinya berharap pihak sekolah, Dikbud, termasuk orang tua dan keluarga peserta didik harus mana bersama-sama melakukan upaya-upaya preventif, pembinaan, pengawasan, sosialisasi dan lain sebagainya.
"Jadi perlu kerjasama yang baik," katanya.
"Mulai dari persoalan narkoba, perkelahian/kenakalan remaja. Bahkan tak sedikit juga pelajar yang tersangkut pelanggaran ITE lantaran kurang bijak dalam bersosial media serta masih banyak lagi persoalan lainnya," kata Hadrian di Mataram, Selasa.
Menurut dia, hal ini menjadi penting untuk dijadikan perhatian bersama. Terutama pihak sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, termasuk para orang tua.
"Terjadinya hal ini, karena dinilai kurangnya upaya antisipasi/pencegahan. Termasuk soal pembinaan upaya preventif dari pihak sekolah masih sangat kurang. Kita berharap sekolah juga harus bisa melakukan upaya-upaya pencegahan," terangnya.
"Jadi upaya-upaya pembinaan, pencegahan itu penting. Begitu juga sosialisasi, harus dimaksimalkan. Sosialisasi tentang narkoba, pelecehan seksual, bahaya tindak pidana yang dilakukan pelajar di kalangan remaja. Nah, itu saya lihat kurang. Perlu digalakan sosialisasi," sambung Hadrian Irfani.
Baca juga: Polda NTB edukasi tertib berlalu lintas ke pelajar SMA
Persoalan ini, menurut Lalu Hadrian Irfani, tidak hanya menjadi fokus pihak sekolah, namun juga harus menjadi perhatian pihak Dikbud serta para orang tua maupun keluarga dari peserta didik.
Tak lupa, pria yang kerap disapa Lalu Arie itu mengingatkan Dinas Dikbud, bahwa persoalan pendidikan tidak hanya terfokus pada masalah peningkatan infrastruktur, namun penting pula pada peningkatan SDM dan moral anak didik.
"Ke depan kita berharap, Dikbud itu tidak hanya meningkatkan infrastruktur, tapi juga perlu melakukan peningkatan kualitas SDM dan moral anak didik kita. Ini penting menjadi perhatian," ingat anggota DPRD NTB dari Dapil Lombok Tengah tersebut.
Hal ini kata dia bukan tanpa dasar, karena kerap mendengar kabar-kabar yang kurang mengenakan. Terutama yang terjadi di NTB.
"Beberapa hari ini kita mendengar berita kurang mengenakan. Terutama kita di NTB oleh pelajar kita di kalangan SMA," katanya.
Baca juga: Polisi ungkap kasus pelajar di NTB sekap dan perkosa pacar di bawah umur
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa ini benar-benar menjadi persoalan serius dan penting untuk disikapi. Menyikapi hal ini dalam waktu dekat pihaknya akan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dikbud khusus membahas masalah ini.
"Kalau selama ini kita ribut-ribut masalah Dana Alokasi Khusus (DAK), masalah infrastruktur dan lain sebagainya, ternyata ada satu hal lagi kita lupa, soal degradasi moral. Itu makanya menjadi penting upaya pembinaan, pencegahan dan sosialisasi ini," jelasnya.
"Misalnya sosialisasikan soal dampak negatif penggunaan sosial media. Semua juga harus diintensifkan. Jangan dianggap remeh," tegas Hadrian.
Untuk itu dirinya berharap pihak sekolah, Dikbud, termasuk orang tua dan keluarga peserta didik harus mana bersama-sama melakukan upaya-upaya preventif, pembinaan, pengawasan, sosialisasi dan lain sebagainya.
"Jadi perlu kerjasama yang baik," katanya.