Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara serentak dengan jumlah sasaran anak sebanyak 820.487 orang di wilayah itu.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Fathurrahman mengatakan PIN Polio ini merupakan gerakan bersama serentak di seluruh Indonesia, termasuk NTB yang dimulai pada hari Selasa 23 Juli 2024.
"Pemberian vaksin polio tetes (nOPV2) 2 putaran/dosis tanpa memandang status imunisasi dengan jumlah sasaran untuk NTB sebanyak 820.487 anak berumur 0 sampai 7 tahun," ujarnya di Mataram, Kamis.
Di Indonesia telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Poliomyelitis atau penyakit Polio di tujuh provinsi yakni Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan. Papua Selatan, serta terdapat 32 provinsi dengan 399 kabupaten/kota yang memiliki risiko tinggi Polio termasuk NTB, walaupun selama ini NTB bebas Polio.
"Kebijakan ini dalam rangka memutus rantai penularan Polio di Indonesia termasuk di daerah kita NTB," ujarnya.
Menurutnya, pemutusan rantai penularan Polio berjalan baik apabila minimal 95 persen sasaran tervaksinasi. Namun, kata dia, untuk mencapai sasaran tersebut dibutuhkan kerja keras semua pihak, untuk menyukseskan pelaksanaan PIN Polio di NTB.
Untuk tempat pelaksanaan vaksinasi yakni di puskesmas, pustu, posyandu, satuan pendidikan atau pos PIN lainnya di bawah koordinasi Puskesmas. Sasaran yang terkonsentrasi seperti PAUD, TK atau pun tingkat SD kelas 1 bisa dioptimalkan, sehingga peran Kanwil Agama dan Dinas Pendidikan dalam kesiapan dan penggerakan sasaran sangat diharapkan.
"Dibutuhkan juga dukungan juga dari TNI dan Polri untuk penggerakan Babinsa dan Babinkamtibmas di masing-masing desa," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Lalu Hamzi Fikri optimis target capaian vaksinasi polio di 27 provinsi, termasuk NTB, sebesar 95 persen bisa tercapai.
"Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan komitmen kuat dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan," ujarnya.
Hamzi, mengatakan vaksin OPV2 akan diteteskan pada target sasaran anak-anak berusia dari 0-7 tahun. Bahkan vaksin polio ini bisa didapatkan secara gratis di posyandu, puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan terdekat.
Fikri menambahkan, PIN Polio merupakan gerakan bersama serentak di seluruh Indonesia termasuk di NTB dengan pemberian vaksin polio tetes 2 dosis tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, dengan jumlah sasaran di NTB sebanyak 820.487 anak berumur 0 sampai 7 tahun dengan jumlah vaksin yang dibutuhkan mencapai 2.051.800 dosis.
"Pemutusan rantai penularan Polio dikatakan berjalan baik apabila minimal 95 persen sasaran tervaksinasi," terangnya.
Adapun sasaran pelaksanaan PIN Polio akan dilaksanakan di 10 kabupaten/kota, 1.022 desa dan 130 kelurahan se-NTB. Sementara fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pelaksanaan PIN Polio, yakni 37 rumah sakit, 175 puskesmas, 562 pustu dan 6.707 posbindu.
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Fathurrahman mengatakan PIN Polio ini merupakan gerakan bersama serentak di seluruh Indonesia, termasuk NTB yang dimulai pada hari Selasa 23 Juli 2024.
"Pemberian vaksin polio tetes (nOPV2) 2 putaran/dosis tanpa memandang status imunisasi dengan jumlah sasaran untuk NTB sebanyak 820.487 anak berumur 0 sampai 7 tahun," ujarnya di Mataram, Kamis.
Di Indonesia telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Poliomyelitis atau penyakit Polio di tujuh provinsi yakni Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan. Papua Selatan, serta terdapat 32 provinsi dengan 399 kabupaten/kota yang memiliki risiko tinggi Polio termasuk NTB, walaupun selama ini NTB bebas Polio.
"Kebijakan ini dalam rangka memutus rantai penularan Polio di Indonesia termasuk di daerah kita NTB," ujarnya.
Menurutnya, pemutusan rantai penularan Polio berjalan baik apabila minimal 95 persen sasaran tervaksinasi. Namun, kata dia, untuk mencapai sasaran tersebut dibutuhkan kerja keras semua pihak, untuk menyukseskan pelaksanaan PIN Polio di NTB.
Untuk tempat pelaksanaan vaksinasi yakni di puskesmas, pustu, posyandu, satuan pendidikan atau pos PIN lainnya di bawah koordinasi Puskesmas. Sasaran yang terkonsentrasi seperti PAUD, TK atau pun tingkat SD kelas 1 bisa dioptimalkan, sehingga peran Kanwil Agama dan Dinas Pendidikan dalam kesiapan dan penggerakan sasaran sangat diharapkan.
"Dibutuhkan juga dukungan juga dari TNI dan Polri untuk penggerakan Babinsa dan Babinkamtibmas di masing-masing desa," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr Lalu Hamzi Fikri optimis target capaian vaksinasi polio di 27 provinsi, termasuk NTB, sebesar 95 persen bisa tercapai.
"Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan komitmen kuat dan kerjasama dari seluruh pemangku kepentingan," ujarnya.
Hamzi, mengatakan vaksin OPV2 akan diteteskan pada target sasaran anak-anak berusia dari 0-7 tahun. Bahkan vaksin polio ini bisa didapatkan secara gratis di posyandu, puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan terdekat.
Fikri menambahkan, PIN Polio merupakan gerakan bersama serentak di seluruh Indonesia termasuk di NTB dengan pemberian vaksin polio tetes 2 dosis tanpa memandang status imunisasi sebelumnya, dengan jumlah sasaran di NTB sebanyak 820.487 anak berumur 0 sampai 7 tahun dengan jumlah vaksin yang dibutuhkan mencapai 2.051.800 dosis.
"Pemutusan rantai penularan Polio dikatakan berjalan baik apabila minimal 95 persen sasaran tervaksinasi," terangnya.
Adapun sasaran pelaksanaan PIN Polio akan dilaksanakan di 10 kabupaten/kota, 1.022 desa dan 130 kelurahan se-NTB. Sementara fasilitas kesehatan yang tersedia bagi pelaksanaan PIN Polio, yakni 37 rumah sakit, 175 puskesmas, 562 pustu dan 6.707 posbindu.