PIN Polio di Lombok Timur capai 81 persen

id Harganas ,NTB,PIN Polio,Lombok Timur

PIN Polio di Lombok Timur capai 81 persen

PJ Bupati Lombok Timur, Provinsi NTB HM Juaini Taofik (Tengah) bersama para pejabat saat peringatan Harganas 2024 di kantor bupati setempat, Senin (29/07/2024) (ANTARA/HO-Humas Pemkab Lombok Timur)

Mataram (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, HM Juaini Taofik mengatakan sejak Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio dimulai 23 Juli 2024 hingga saat ini sebanyak 81 persen anak telah diberikan vaksin polio dari total sasaran 219.458 anak.

"Jumlah anak yang telah diberikan imunisasi polio sebanyak 179.489 anak atau 81 persen," kata Juaini Taofik di Lombok Timur, Senin.

Hal itu disampaikan pada perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke 31 tingkat Provinsi NTB yang di pusatkan di halaman Kabupaten Lombok Timur.

"Sebanyak 4.122 pos PIN disiapkan yang tersebar di 1.998 lokasi posyandu, sekolah seperti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), taman Kanak-kanak dan satuan pendidikan setingkat lainnya," katanya.

Baca juga: Sebanyak 35.353 anak di Mataram divaksin polio

Ia mengatakan jika target 100 persen vaksinasi polio tidak tuntas hari ini, pihaknya bersama instansi terkait akan melanjutkan dengan mengunjungi sasaran langsung untuk memastikan target bisa tercapai sesuai harapan.

“Kami hanya mengkoordinasikan saja, yang bekerja kepala desa dan aktif memonitor Pos PIN, dan tim Pos PIN bersama instansi terkait lainnya,” katanya.

Sementara Pemerintah daerah tetap berkomitmen menjadi tuan rumah Harganas, sebagai semangat untuk mengejar ketertinggalan, khususnya di pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini pembangunan non fisik.

Baca juga: Bupati Pathul: PIN polio di Lombok Tengah harus sukses

Sementara itu Penjabat Gubernur NTB Hassanudin mengatakan capaian vaksinasi polio di Lombok Timur sebanyak 81 persen dan populasi merupakan angka pembagi paling besar di NTB.

"Artinya capaian yang konsisten itu mengangkat nama Provinsi NTB," katanya.

Ia mengatakan melaksanakan keluarga berencana tidak mudah, jika melihat sejak program keluarga berencana digulirkan pada masa Orde Baru dalam mengubah pemikiran banyak anak banyak rezeki menjadi cukup dua anak saja itu tidaklah mudah.

“Kenyataannya merealisasikan dua anak cukup ini tidak semudah itu,” katanya.

Baca juga: NTB perkuat sosialisasi imunisasi polio bagi anak

Kaitan dengan penyelenggaraan Harganas, ini menjadi momentum memperkuat penguatan keluarga untuk percepatan penurunan stunting, karena ini kaitan erat dengan penyiapan generasi emas atau bonus demografi 2045.

"Harganas menjadi refleksi dan menumbuhkan harapan, bahwa NTB mampu menciptakan SDM yang unggul, berkualitas dan berdaya saing," katanya.