Sebanyak 15 ribu orang diprediksi hadir dalam Harganas ke-31

id Harganas BKKBN,BKKBN,Kependudukan,Demografi

Sebanyak 15 ribu orang diprediksi hadir dalam Harganas ke-31

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo saat ditemui di Semarang, Jawa Tengah pada Jumat (28/6/2024). ANTARA/Risky Syukur

Semarang (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo memprediksi 10 ribu hingga 15 ribu orang akan hadir dalam perayaan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 di Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (29/6).

"Dan untuk kapasitasnya antara 10 ribu sampai 15 ribu orang," kata Hasto saat ditemui di Semarang pada Jumat malam.

Pihak Hasto bersama pemerintah setempat telah melaksanakan gladi bersih pada Jumat sore untuk mempersiapkan puncak Harganas ke-31 Sabtu (30/6).

"Ya, jadi persiapan saya kira sudah dikerjakan dengan baik, Insya Allah oleh Ibu Wali Kota (Semarang) dan Pak (Pj) Gubernur (Jawa Tengah). Dan tempatnya, segala macam pengkondisiannya sudah dilakukan," tutur Hasto.

Sementara itu, mengenai kehadiran Presiden atau Wakil Presiden Indonesia dalam acara tersebut, pihak Hasto masih berkoordinasi dengan Istana. "Ya, malam hari ini kita masih konsultasi terus, nanti besok kita beritahu," kata dia.

Lebih lanjut, Hasto mengatakan bahwa Harganas tahun ini berbeda dengan Harganas tahun lalu dengan lalu, khususnya pada partisipasi pemangku kebijakan.

"Peran pemangku kepentingan lebih banyak. Anda sendiri lihat bahwa semua pemangku kepentingan itu terlibat dan mereka dinilai oleh 'peer group-nya, siapa sih yang berprestasi di antara direktur rumah sakit, di antara misalnya tokoh masyarakat, di antara kader siapa yang paling inovatif semua dinilai di peer group-nya masing-masing," kata Hasto.

Hal itu, kata Hasto, nampak dalam penganugrahan penghargaan terhadap tokoh-tokoh yang telah berkontribusi, utama dalam penanganan stunting di wilayahnya masing-masing.

Baca juga: Generasi muda Indonesia diajak menikah di usia tepat
Baca juga: BKKBN ingatkan penting sediakan hari bersama keluarga


"Kemudian hasilnya seperti yang tadi kita lihat bahwa ternyata banyak sekali tokoh-tokoh yang bahkan sukarelawan, ada dokter ahli kebidanan yang pekerjanya melakukan operasi dan tidak menghitung masalah jasa medisnya, tapi dia bekerja terus untuk kepentingan program penanganan stunting," kata Hasto.

Menurut Hasto, orang-orang tersebut penting ditemukan dan dipublikasikan untuk menjadi motivasi bagi yang lainnya.

"Ada dokter yang pekerjanya ngasih konsultasi tentang stunting sampai 2-3 jam tanpa diperhitungkan, karena dia punya keterpanggilan. Yang kayak gitu kan harus kita temukan orang-orang seperti itu karena mereka menjadi motivator baru di tengah masyarakat," pungkas Hasto.