Mataram (ANTARA) - Sekolah Menengah Kejuaraan Negeri (SMKN) 3 Mataram di Nusa Tenggara Barat memanfaatkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap yang menghasilkan daya listrik on grid sebesar 26,5 kilowatt peak.
Guru Teknik Surya, Hidro, dan Angin SMKN 3 Mataram Khairil Anwar mengatakan keberadaan PLTS atap mampu mengurangi tagihan listrik sampai 20 persen.
"Sebelum pakai PLTS atap, kami bayar listrik hingga Rp30 juta setiap bulan. Kini tagihan listrik bisa berkurang hingga Rp7 juta," ujarnya di Mataram, Jumat.
Khairil menuturkan SMKN 3 Mataram adalah sekolah teknologi rekayasa yang membutuhkan banyak listrik untuk menggerakkan mesin-mesin yang dipakai sebagai alat praktik para siswa.
Baca juga: Dinas ESDM NTB apresiasi kolaborasi PLN-SMKN 3 Mataram hadirkan bengkel konversi motor listrik
Terdapat dua unit PLTS atap yang diperoleh dari bantuan pihak swasta dan pemerintah pusat. PLTS atap pertama berkapasitas 1,5 kilowatt peak yang kini diperuntukkan untuk pelatihan para siswa. Pembangkit itu dipasang sekitar tahun 2016.
Kemudian, SMKN 3 Mataram mendapatkan bantuan PLTS atap berkapasitas 25 kilowatt peak dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2022.
"Sekolah kami sangat terbantu dengan adanya pembangkit listrik tersebut," kata Khairil.
Sejumlah siswa SMKN 3 Mataram melakukan praktik panel surya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (26/7/2024). (ANTARA/Sugiharto Purnama)
SMKN 3 Mataram yang berdiri pada tahun 1962 dengan nama awal Sekolah Teknologi Menengah (STM) memiliki jurusan teknik energi surya, hidro, dan angin dengan konsentrasi keahlian pada teknikal energi terbarukan.
Sekolah vokasi ini telah meluluskan tiga angkatan dengan jumlah murid mencapai 100 orang yang punya keahlian sebagai teknisi energi baru terbarukan.
Guru Teknik Surya, Hidro, dan Angin SMKN 3 Mataram Khairil Anwar memperlihatkan aplikasi yang terhubung dengan PLTS atap di SMKN 3 Mataram, Nusa Tenggara Barat, Jumat (26/7/2024). (ANTARA/Sugiharto Purnama)
Para lulusan SMKN 3 Mataram bekerja tidak hanya pada sektor energi baru terbarukan, tetapi juga masuk ke perhotelan sebagai teknisi kelistrikan. Selama tiga tahun di bangku sekolah, para siswa tidak hanya diajarkan tentang mekanisme kerja pembangkit tetapi juga penerapan teknologi.
Siswa jurusan Teknik Energi Surya, Hidro, dan Angin SMKN 3 Mataram Novery Laudza Pranata mengungkapkan ketertarikannya belajar energi baru terbarukan pada sekolah vokasi.
Baca juga: Siswa SMKN 3 Mataram mahir konversi sepeda motor BBM ke listrik
Menurutnya, Indonesia punya sumber daya energi baru terbarukan yang sangat banyak dan potensi itu perlu dioptimalkan secara baik.
"Pembelajaran paling menarik adalah energi surya karena panel-panelnya menyerap radiasi matahari, lalu diubah menjadi listrik," pungkas pelajar kelas XI tersebut.
Nusa Tenggara Barat memiliki potensi energi baru terbarukan yang melimpah dengan berbagai sumber, di antaranya tenaga angin, arus laut, ombak laut, mikrohidro, dan panas bumi.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB mengungkapkan potensi energi baru terbarukan mencapai 13.563 megawatt dengan rincian 10.628 megawatt bersumber dari surya, 2.605 megawatt tenaga angin, 298 megawatt bioenergi, dan 32 megawatt dari sampah kota.
Baca juga: Produk konversi kendaraan SMKN 3 Mataram mampu tekan emisi karbon
Guru Teknik Surya, Hidro, dan Angin SMKN 3 Mataram Khairil Anwar mengatakan keberadaan PLTS atap mampu mengurangi tagihan listrik sampai 20 persen.
"Sebelum pakai PLTS atap, kami bayar listrik hingga Rp30 juta setiap bulan. Kini tagihan listrik bisa berkurang hingga Rp7 juta," ujarnya di Mataram, Jumat.
Khairil menuturkan SMKN 3 Mataram adalah sekolah teknologi rekayasa yang membutuhkan banyak listrik untuk menggerakkan mesin-mesin yang dipakai sebagai alat praktik para siswa.
Baca juga: Dinas ESDM NTB apresiasi kolaborasi PLN-SMKN 3 Mataram hadirkan bengkel konversi motor listrik
Terdapat dua unit PLTS atap yang diperoleh dari bantuan pihak swasta dan pemerintah pusat. PLTS atap pertama berkapasitas 1,5 kilowatt peak yang kini diperuntukkan untuk pelatihan para siswa. Pembangkit itu dipasang sekitar tahun 2016.
Kemudian, SMKN 3 Mataram mendapatkan bantuan PLTS atap berkapasitas 25 kilowatt peak dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2022.
"Sekolah kami sangat terbantu dengan adanya pembangkit listrik tersebut," kata Khairil.
SMKN 3 Mataram yang berdiri pada tahun 1962 dengan nama awal Sekolah Teknologi Menengah (STM) memiliki jurusan teknik energi surya, hidro, dan angin dengan konsentrasi keahlian pada teknikal energi terbarukan.
Sekolah vokasi ini telah meluluskan tiga angkatan dengan jumlah murid mencapai 100 orang yang punya keahlian sebagai teknisi energi baru terbarukan.
Para lulusan SMKN 3 Mataram bekerja tidak hanya pada sektor energi baru terbarukan, tetapi juga masuk ke perhotelan sebagai teknisi kelistrikan. Selama tiga tahun di bangku sekolah, para siswa tidak hanya diajarkan tentang mekanisme kerja pembangkit tetapi juga penerapan teknologi.
Siswa jurusan Teknik Energi Surya, Hidro, dan Angin SMKN 3 Mataram Novery Laudza Pranata mengungkapkan ketertarikannya belajar energi baru terbarukan pada sekolah vokasi.
Baca juga: Siswa SMKN 3 Mataram mahir konversi sepeda motor BBM ke listrik
Menurutnya, Indonesia punya sumber daya energi baru terbarukan yang sangat banyak dan potensi itu perlu dioptimalkan secara baik.
"Pembelajaran paling menarik adalah energi surya karena panel-panelnya menyerap radiasi matahari, lalu diubah menjadi listrik," pungkas pelajar kelas XI tersebut.
Nusa Tenggara Barat memiliki potensi energi baru terbarukan yang melimpah dengan berbagai sumber, di antaranya tenaga angin, arus laut, ombak laut, mikrohidro, dan panas bumi.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral NTB mengungkapkan potensi energi baru terbarukan mencapai 13.563 megawatt dengan rincian 10.628 megawatt bersumber dari surya, 2.605 megawatt tenaga angin, 298 megawatt bioenergi, dan 32 megawatt dari sampah kota.
Baca juga: Produk konversi kendaraan SMKN 3 Mataram mampu tekan emisi karbon