Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong kampus-kampus di dalam negeri untuk memperkuat minat anak-anak muda untuk terjun dan bekerja pada sektor pertanian dan perikanan.
Saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Ketahanan Pangan dan Agri Summit 2024 yang diselenggarakan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat, Teten menyebut salah satu tantangan sektor pertanian saat ini dan masa depan adalah regenerasi, demikian siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta.
Dia mencontohkan, mayoritas petani di Indonesia kini berusia di atas 45 tahun. Masalah serupa juga dialami negara-negara lain, termasuk Jepang dan Inggris.
Bahkan, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menunjukkan hanya 19,2 persen dari generasi muda di Indonesia yang memilih bekerja pada sektor pertanian dan perikanan, sedangkan 56,46 persen lainnya memilih bekerja di sektor jasa dan perdagangan.
Teten mengatakan, hasil survei Bank Dunia pada 2023 menunjukkan bahwa 17,3 persen pemuda yang bekerja di sektor perikanan tangkap dan 15,2 persen pemuda yang bekerja di sektor perikanan budi daya memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan ekstrem. Situasi lebih memprihatinkan lagi di sektor pertanian, di mana 41,9 persen pemuda di sektor ini memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan ekstrem.
"Jadi rendahnya pendapatan di sektor pertanian yang menyebabkan rendahnya minat anak muda bekerja di sektor pertanian," ucap Teten.
Menurut dia, kurangnya minat generasi muda pada sektor pertanian disebabkan oleh minimnya inovasi dan teknologi yang tersedia di sektor ini. Teten meyakini apabila usaha sektor agrikultur dan akuakultur didukung inovasi dan teknologi maka itu akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas dan berkualitas, sehingga dapat memperbaiki ekosistem usaha pertanian dan perikanan di tanah air agar lebih berdaya saing.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Padjadjaran Prof Rina Indiastuti mengatakan bahwa Unpad sudah banyak melakukan inovasi dan riset pertanian berlandaskan pada kearifan lokal produk Jawa Barat. Kolaborasi antara mahasiswa dan dosen sudah banyak menghasilkan produk pertanian berbasis teknologi dan riset.
Baca juga: Menkop UKM Teten dorong revisi Perpres Kewirausahaan
Baca juga: Menkop Perekonomian Airlangga yakinkan investor terkait ketahanan Indonesia
Selain menghasilkan produk pertanian, dia juga mengatakan telah melakukan hilirisasi dalam menciptakan produk berbasis pangan untuk mencegah stunting.
"Kami juga mengembangkan agro ekosistem yang inklusif dan berbasis pertanian, memperkuat peran dan bisnis UMKM, serta mendukung kedaulatan pangan melalui eksplorasi berbagai sumber karbohidrat," ucap Rina.
Agri Summit 2024 juga menggelar market connect UMKM pertanian, yang dirancang untuk menghubungkan para pelaku UMKM sektor pertanian dengan pasar domestik dan internasional. Inisiatif ini bertujuan untuk memperluas akses UMKM ke berbagai peluang bisnis serta meningkatkan jaringan pemasaran.
Saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional Ketahanan Pangan dan Agri Summit 2024 yang diselenggarakan Keluarga Alumni Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung, Jumat, Teten menyebut salah satu tantangan sektor pertanian saat ini dan masa depan adalah regenerasi, demikian siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta.
Dia mencontohkan, mayoritas petani di Indonesia kini berusia di atas 45 tahun. Masalah serupa juga dialami negara-negara lain, termasuk Jepang dan Inggris.
Bahkan, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menunjukkan hanya 19,2 persen dari generasi muda di Indonesia yang memilih bekerja pada sektor pertanian dan perikanan, sedangkan 56,46 persen lainnya memilih bekerja di sektor jasa dan perdagangan.
Teten mengatakan, hasil survei Bank Dunia pada 2023 menunjukkan bahwa 17,3 persen pemuda yang bekerja di sektor perikanan tangkap dan 15,2 persen pemuda yang bekerja di sektor perikanan budi daya memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan ekstrem. Situasi lebih memprihatinkan lagi di sektor pertanian, di mana 41,9 persen pemuda di sektor ini memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan ekstrem.
"Jadi rendahnya pendapatan di sektor pertanian yang menyebabkan rendahnya minat anak muda bekerja di sektor pertanian," ucap Teten.
Menurut dia, kurangnya minat generasi muda pada sektor pertanian disebabkan oleh minimnya inovasi dan teknologi yang tersedia di sektor ini. Teten meyakini apabila usaha sektor agrikultur dan akuakultur didukung inovasi dan teknologi maka itu akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas dan berkualitas, sehingga dapat memperbaiki ekosistem usaha pertanian dan perikanan di tanah air agar lebih berdaya saing.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Padjadjaran Prof Rina Indiastuti mengatakan bahwa Unpad sudah banyak melakukan inovasi dan riset pertanian berlandaskan pada kearifan lokal produk Jawa Barat. Kolaborasi antara mahasiswa dan dosen sudah banyak menghasilkan produk pertanian berbasis teknologi dan riset.
Baca juga: Menkop UKM Teten dorong revisi Perpres Kewirausahaan
Baca juga: Menkop Perekonomian Airlangga yakinkan investor terkait ketahanan Indonesia
Selain menghasilkan produk pertanian, dia juga mengatakan telah melakukan hilirisasi dalam menciptakan produk berbasis pangan untuk mencegah stunting.
"Kami juga mengembangkan agro ekosistem yang inklusif dan berbasis pertanian, memperkuat peran dan bisnis UMKM, serta mendukung kedaulatan pangan melalui eksplorasi berbagai sumber karbohidrat," ucap Rina.
Agri Summit 2024 juga menggelar market connect UMKM pertanian, yang dirancang untuk menghubungkan para pelaku UMKM sektor pertanian dengan pasar domestik dan internasional. Inisiatif ini bertujuan untuk memperluas akses UMKM ke berbagai peluang bisnis serta meningkatkan jaringan pemasaran.