Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mulai melakukan identifikasi wilayah yang berpotensi kekurangan air bersih sebagai dampak musim kemarau yang saat ini melanda sejumlah wilayah.
"Identifikasi itu bertujuan untuk mengurangi dampak negatif atau risiko yang ditimbulkan," kata Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Rabu.
Hal tersebut disampaikan menyikapi adanya pendistribusian air bersih yang dilakukan oleh PTAM Giri Menang Mataram ke sejumlah wilayah di Kota Mataram, seperti di wilayah Babakan, Gegutu, dan Pagutan.
Baca juga: Krisis air bersih di wilayah NTB diprediksi sampai Desember 2024
Pendistribusian air bersih oleh PTAM tersebut dilakukan dengan sistem injeksi atau penyuntikan dari tangki PTAM ke pipa saluran induk di wilayah tersebut.
Menyikapi hal itu, Irwan yang juga menjabat sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram mengatakan selain akan melakukan identifikasi juga akan melakukan pengecekan di lapangan kondisi wilayah yang sudah mendapatkan distribusi air bersih dari PTAM Giri Menang.
"Kami ingin tahu apakah pendistribusian air bersih itu dilakukan karena warga sekitar memang tidak mendapatkan air bersih atau terjadi penurunan debit air akibat kemarau," katanya.
Baca juga: BNPB memberi dukungan logistik dan anggaran bencana kekeringan di NTB
Pasalnya dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Kota Mataram belum pernah terdampak kekeringan yang signifikan seperti daerah-daerah lain, karena Kota Mataram diuntungkan dengan kondisi geografis yakni berada di wilayah hilir.
"Sejauh ini, kebutuhan air untuk utilitas masyarakat di Mataram seperti untuk mandi, cuci, masak, dan lainnya masih terpenuhi," katanya.
Namun demikian, sebagai langkah antisipasi pihaknya tetap akan melakukan pemetaan kembali terhadap potensi kekeringan pada sejumlah lokasi untuk menjaga ketersediaan dan kebutuhan air bersih masyarakat.
"Tapi kalau untuk air pertanian, sejauh ini tidak ada laporan sebab upaya antisipasi dengan sumur bor di setiap kelompok tani sudah dilakukan," katanya.
Baca juga: Antisipasi kekeringan, PTAM Giri Menang Mataram distribusi air bersih ke 362 titik
Kendati demikian, pihaknya juga akan terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk melakukan berbagai upaya antisipasi menghadapi musim kemarau yang diprediksi hingga akhir tahun ini.
Meskipun, dampak kekeringan secara menyeluruh di Kota Mataram belum ada. Tapi langkah antisipasi sebagai bagian mitigasi bencana harus disiapkan.
"Kalau di daerah-daerah sudah menetapkan status siaga kekeringan. Alhamdulillah, Mataram belum ada status, sebab kebutuhan air bersih masih terpenuhi," katanya lagi.*
"Identifikasi itu bertujuan untuk mengurangi dampak negatif atau risiko yang ditimbulkan," kata Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Irwan Rahadi di Mataram, Rabu.
Hal tersebut disampaikan menyikapi adanya pendistribusian air bersih yang dilakukan oleh PTAM Giri Menang Mataram ke sejumlah wilayah di Kota Mataram, seperti di wilayah Babakan, Gegutu, dan Pagutan.
Baca juga: Krisis air bersih di wilayah NTB diprediksi sampai Desember 2024
Pendistribusian air bersih oleh PTAM tersebut dilakukan dengan sistem injeksi atau penyuntikan dari tangki PTAM ke pipa saluran induk di wilayah tersebut.
Menyikapi hal itu, Irwan yang juga menjabat sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram mengatakan selain akan melakukan identifikasi juga akan melakukan pengecekan di lapangan kondisi wilayah yang sudah mendapatkan distribusi air bersih dari PTAM Giri Menang.
"Kami ingin tahu apakah pendistribusian air bersih itu dilakukan karena warga sekitar memang tidak mendapatkan air bersih atau terjadi penurunan debit air akibat kemarau," katanya.
Baca juga: BNPB memberi dukungan logistik dan anggaran bencana kekeringan di NTB
Pasalnya dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, Kota Mataram belum pernah terdampak kekeringan yang signifikan seperti daerah-daerah lain, karena Kota Mataram diuntungkan dengan kondisi geografis yakni berada di wilayah hilir.
"Sejauh ini, kebutuhan air untuk utilitas masyarakat di Mataram seperti untuk mandi, cuci, masak, dan lainnya masih terpenuhi," katanya.
Namun demikian, sebagai langkah antisipasi pihaknya tetap akan melakukan pemetaan kembali terhadap potensi kekeringan pada sejumlah lokasi untuk menjaga ketersediaan dan kebutuhan air bersih masyarakat.
"Tapi kalau untuk air pertanian, sejauh ini tidak ada laporan sebab upaya antisipasi dengan sumur bor di setiap kelompok tani sudah dilakukan," katanya.
Baca juga: Antisipasi kekeringan, PTAM Giri Menang Mataram distribusi air bersih ke 362 titik
Kendati demikian, pihaknya juga akan terus berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk melakukan berbagai upaya antisipasi menghadapi musim kemarau yang diprediksi hingga akhir tahun ini.
Meskipun, dampak kekeringan secara menyeluruh di Kota Mataram belum ada. Tapi langkah antisipasi sebagai bagian mitigasi bencana harus disiapkan.
"Kalau di daerah-daerah sudah menetapkan status siaga kekeringan. Alhamdulillah, Mataram belum ada status, sebab kebutuhan air bersih masih terpenuhi," katanya lagi.*