Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), berhasil mengangkut sampah dari saluran hingga 12 ton per hari.
Kepala PUPR Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Selasa, mengatakan pada musim hujan ini sampah yang ada di saluran mengalami peningkatan.
"Peningkatan jumlah sampah disebabkan beberapa faktor, salah satunya kiriman dari hulu saluran," katanya.
Baca juga: Volume sampah Mataram naik sampai 2 ton per hari pada musim hujan
Ia mengatakan sebelum musim hujan volume sampah di saluran memang hampir sama, karena semakin digali dan ditangani sampah saluran semakin banyak terhimpun.
Begitu juga dengan kondisi sungai, semakin bersih sungai, kata dia, masyarakat semakin senang membuang sampah ke sungai.
"Pokoknya, masalah sampah saluran dan sungai ini tidak ada habis-habisnya. Ini karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan serta dampak membuang sampah sembarangan," katanya.
Karena itu selain membersihkan sampah yang masih banyak dibuang ke sungai, pada musim hujan ini petugas juga membersihkan gulma yang ada di sungai dan saluran.
"Saat musim hujan gulma cepat sekali tumbuh dan kalau tidak dibersihkan akan mempengaruhi saluran dan berpotensi terjadinya luapan air," katanya.
Baca juga: Mataram optimalkan jaring sampah atasi sampah laut
Dikatakan, selama musim hujan petugas di Dinas PUPR juga rutin membersihkan sedimentasi pada saluran sebab sedimentasi akan mengakibatkan terjadi pendangkalan saluran.
"Karena itu, dalam sehari pengangkutan sampah yang berasal dari saluran yaitu mencapai 10 dump truck atau sekitar 12 ton," katanya.
Di samping itu Dinas PUPR juga melakukan normalisasi di muara Kali Unus Loang Baloq dengan menggunakan alat berat sebagai langkah antisipasi fenomena La Nina.
Baca juga: DLH ingatkan warga Mataram tidak buang sampah ke saluran air
Normalisasi muara Kali Unus Loang Baloq dinilai mendesak karena kondisi muara sudah sempit dan hampir tertutup oleh pasir yang terbawa arus gelombang pantai.
Apabila muara tersebut tidak segera dinormalisasi, kata dia, maka ketika terjadi puncak hujan bisa berpotensi meluapnya air sungai ke permukaan badan jalan hingga ke permukiman warga.
"Sementara untuk muara sungai lainnya seperti Sungai Jangkuk, sejauh ini masih relatif aman, sebab kondisi muara masih lebar dan lebih tinggi dibandingkan pesisir pantai," katanya.
Baca juga: DLH tampung sampah di TPS Sandubaya Mataram dampak kebakaran TPA
Kepala PUPR Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Selasa, mengatakan pada musim hujan ini sampah yang ada di saluran mengalami peningkatan.
"Peningkatan jumlah sampah disebabkan beberapa faktor, salah satunya kiriman dari hulu saluran," katanya.
Baca juga: Volume sampah Mataram naik sampai 2 ton per hari pada musim hujan
Ia mengatakan sebelum musim hujan volume sampah di saluran memang hampir sama, karena semakin digali dan ditangani sampah saluran semakin banyak terhimpun.
Begitu juga dengan kondisi sungai, semakin bersih sungai, kata dia, masyarakat semakin senang membuang sampah ke sungai.
"Pokoknya, masalah sampah saluran dan sungai ini tidak ada habis-habisnya. Ini karena masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan serta dampak membuang sampah sembarangan," katanya.
Karena itu selain membersihkan sampah yang masih banyak dibuang ke sungai, pada musim hujan ini petugas juga membersihkan gulma yang ada di sungai dan saluran.
"Saat musim hujan gulma cepat sekali tumbuh dan kalau tidak dibersihkan akan mempengaruhi saluran dan berpotensi terjadinya luapan air," katanya.
Baca juga: Mataram optimalkan jaring sampah atasi sampah laut
Dikatakan, selama musim hujan petugas di Dinas PUPR juga rutin membersihkan sedimentasi pada saluran sebab sedimentasi akan mengakibatkan terjadi pendangkalan saluran.
"Karena itu, dalam sehari pengangkutan sampah yang berasal dari saluran yaitu mencapai 10 dump truck atau sekitar 12 ton," katanya.
Di samping itu Dinas PUPR juga melakukan normalisasi di muara Kali Unus Loang Baloq dengan menggunakan alat berat sebagai langkah antisipasi fenomena La Nina.
Baca juga: DLH ingatkan warga Mataram tidak buang sampah ke saluran air
Normalisasi muara Kali Unus Loang Baloq dinilai mendesak karena kondisi muara sudah sempit dan hampir tertutup oleh pasir yang terbawa arus gelombang pantai.
Apabila muara tersebut tidak segera dinormalisasi, kata dia, maka ketika terjadi puncak hujan bisa berpotensi meluapnya air sungai ke permukaan badan jalan hingga ke permukiman warga.
"Sementara untuk muara sungai lainnya seperti Sungai Jangkuk, sejauh ini masih relatif aman, sebab kondisi muara masih lebar dan lebih tinggi dibandingkan pesisir pantai," katanya.
Baca juga: DLH tampung sampah di TPS Sandubaya Mataram dampak kebakaran TPA