Mataram (ANTARA) - Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan fungsi jaring sampah yang dipasang pada sejumlah titik sungai untuk mengatasi sampah laut.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Sabtu, mengatakan untuk mencegah sampah masuk laut, PUPR sudah melakukan penanganan dari hulu hingga hilir dengan memasang jaring sampah.
"Tapi kalau masih banyak sampah terjaring di laut, kami bingung juga sampah itu asalnya dari mana," katanya.
Hal tersebut disampaikan menyikapi laporan dari sejumlah nelayan di kawasan Pantai Loang Baloq yang sedang menjaring ikan namun setelah diangkat hasil tangkapan lebih banyak sampah dibandingkan dengan ikan.
Baca juga: DLH Mataram sarankan pasang jaring sampah di muara sungai
Padahal, kata dia, 320 petugas harian lepas di Dinas PUPR aktif melakukan penanganan sampah di pantai, sungai, dan saluran dari hulu hingga hilir, baik di kawasan tengah kota maupun pinggir.
Bahkan, untuk mengoptimalkan penanganan, sejumlah jaring sampah di pasang sejumlah titik, baik sungai maupun saluran, untuk mencegah sampah masuk muara, seperti jaring sampah di aliran Sungai Jangkuk di pasang di bawah Jembatan Ampenan atau sebelum muara, sedangkan petugas setiap hari mengangkat sampah yang terjaring ke atas kemudian didiamkan di pinggir sungai.
Sampah yang baru diangkat dari sungai tidak langsung dinaikkan ke dump truk tetapi dibiarkan minimal satu hari untuk mengurangi kadar air, baru diangkut untuk di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat.
"Jaring sampah yang kami pasang cukup efektif mencegah sampah masuk ke laut," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menguji coba jaring sampah sungai sistem pipa
Kendati demikian, Lale enggan menyebut sampah laut yang ditemukan nelayan tersebut merupakan sampah kiriman dari hulu.
"Salah kalau kami ngomong begitu, soalnya tidak ada bukti. Tapi selama masih bisa kami atasi, petugas siap tangani," katanya.
Saat ini, petugas Dinas PUPR Kota Mataram juga sedang menggencarkan kegiatan normalisasi saluran untuk antisipasi dampak La Nina.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan konsep penanganan sampah sungai sistem jaring
Sampah-sampah dan sedimen yang dinilai bisa menghambat aliran air, diangkat ke permukaan agar saluran dapat berfungsi maksimal ketika terjadi hujan.
"Dalam sehari, petugas kami bisa mengangkut sampah hingga 12 ton dari hasil kegiatan normalisasi," katanya.
Untuk mencegah terjadinya luapan air dan tumpukan sampah di sungai dan laut, Lale mengimbau, masyarakat tidak membuang sampah sembarangan tetapi membuang sampah pada fasilitas yang sudah disiapkan pemerintah.
Baca juga: Ampenan Mataram menyiapkan konsep inovasi tangani sampah sungai
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Sabtu, mengatakan untuk mencegah sampah masuk laut, PUPR sudah melakukan penanganan dari hulu hingga hilir dengan memasang jaring sampah.
"Tapi kalau masih banyak sampah terjaring di laut, kami bingung juga sampah itu asalnya dari mana," katanya.
Hal tersebut disampaikan menyikapi laporan dari sejumlah nelayan di kawasan Pantai Loang Baloq yang sedang menjaring ikan namun setelah diangkat hasil tangkapan lebih banyak sampah dibandingkan dengan ikan.
Baca juga: DLH Mataram sarankan pasang jaring sampah di muara sungai
Padahal, kata dia, 320 petugas harian lepas di Dinas PUPR aktif melakukan penanganan sampah di pantai, sungai, dan saluran dari hulu hingga hilir, baik di kawasan tengah kota maupun pinggir.
Bahkan, untuk mengoptimalkan penanganan, sejumlah jaring sampah di pasang sejumlah titik, baik sungai maupun saluran, untuk mencegah sampah masuk muara, seperti jaring sampah di aliran Sungai Jangkuk di pasang di bawah Jembatan Ampenan atau sebelum muara, sedangkan petugas setiap hari mengangkat sampah yang terjaring ke atas kemudian didiamkan di pinggir sungai.
Sampah yang baru diangkat dari sungai tidak langsung dinaikkan ke dump truk tetapi dibiarkan minimal satu hari untuk mengurangi kadar air, baru diangkut untuk di buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat.
"Jaring sampah yang kami pasang cukup efektif mencegah sampah masuk ke laut," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menguji coba jaring sampah sungai sistem pipa
Kendati demikian, Lale enggan menyebut sampah laut yang ditemukan nelayan tersebut merupakan sampah kiriman dari hulu.
"Salah kalau kami ngomong begitu, soalnya tidak ada bukti. Tapi selama masih bisa kami atasi, petugas siap tangani," katanya.
Saat ini, petugas Dinas PUPR Kota Mataram juga sedang menggencarkan kegiatan normalisasi saluran untuk antisipasi dampak La Nina.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan konsep penanganan sampah sungai sistem jaring
Sampah-sampah dan sedimen yang dinilai bisa menghambat aliran air, diangkat ke permukaan agar saluran dapat berfungsi maksimal ketika terjadi hujan.
"Dalam sehari, petugas kami bisa mengangkut sampah hingga 12 ton dari hasil kegiatan normalisasi," katanya.
Untuk mencegah terjadinya luapan air dan tumpukan sampah di sungai dan laut, Lale mengimbau, masyarakat tidak membuang sampah sembarangan tetapi membuang sampah pada fasilitas yang sudah disiapkan pemerintah.
Baca juga: Ampenan Mataram menyiapkan konsep inovasi tangani sampah sungai