Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Barat menekankan pentingnya langkah-langkah antisipasi dan mitigasi bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahmadi mengajak semua pihak untuk meningkatkan kolaborasi dan kerja sama dalam mengantisipasi dan memitigasi bencana.
"Dengan langkah terkoordinasi dan kesiapan matang, kita dapat mengurangi dampak bencana serta menjaga keselamatan masyarakat," ujarnya di Mataram, Jumat.
Baca juga: NTB miliki 100 ton beras cadangan untuk antisipasi bencana alam
Ahmadi menuturkan langkah antisipasi musim hujan yang dilakukan di kawasan perkotaan berupa memanfaatkan sistem pemantauan cuaca atau sistem peringatan dini untuk mendeteksi potensi hujan.
Masyarakat perkotaan perlu memastikan sistem drainase yang efektif dan bersih dari sampah agar air hujan tidak tersumbat dan menimbulkan genangan.
Bagi kawasan perbukitan, masyarakat perlu mewaspadai retakan tanah kering yang rentan longsor saat terjadi hujan, menerapkan teknik konservasi tanah dan air serta pemeliharaan jalur hijau untuk mengurangi erosi dan longsor, serta merancang sistem drainase yang sesuai dengan topografi perbukitan.
Baca juga: BPBD antisipasi potensi bencana saat pertandingan MotoGP Mandalika
Sedangkan, masyarakat yang bermukim di kawasan pegunungan perlu mewaspadai lahar dingin saat hujan intensitas tinggi dan membersihkan pohon tumbang yang jatuh ke badan sungai di hulu agar tidak menjadi bendungan alam.
Adapun di kawasan pesisir, masyarakat harus selalu mewaspadai banjir rob, selalu memastikan prediksi cuaca dan tinggi gelombang, serta merawat atau memperbaiki pelindung pantai untuk melindungi dari abrasi, banjir rob, dan gelombang tinggi.
Baca juga: Warga Lombok Tengah diedukasi antisipasi bencana
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) NTB, Ni Made Ayu Widyaningsi mengatakan musim hujan saat ini berlangsung secara merata di Nusa Tenggara Barat.
Puncak musim hujan di Nusa Tenggara Barat diprediksi terjadi pada November 2024 sampai Februari 2025.
"Oleh karena itu perlu menjadi perhatian guna meminimalisasi dampak bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi seperti banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem," pungkas Ayu.
Baca juga: NTB menyiapkan rencana hujan buatan antisipasi dampak El Nino
Baca juga: BPBD Mataram menyiapkan posko pengamanan tahun baru 2024
BPBD tekankan pentingnya antisipasi dan mitigasi bencana di NTB
Ilustrasi. Banjir yang melanda Desa Labangkar dan Desa Ropang di Kabupaten Sumbawa pada Sabtu (24/2/2024). (ANTARA/BPBD Kabupaten Sumbawa). (1)