Mataram (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah investor pasar modal di wilayah itu tumbuh sebesar 20 persen yang terhitung sejak Januari sampai September 2024.
"Ada 24.241 SID (single investor identification) investor baru, sehingga total investor menjadi 148.293 SID di Nusa Tenggara Barat," kata Kepala BEI NTB Gusti Bagus Ngurah Putra Sandiana di Mataram, Kamis.
Ngurah mengatakan, meski tahun ini banyak tantangan ekonomi yang dihadapi oleh Indonesia, seperti ketidakpastian geopolitik, perlambatan ekonomi global, hingga kenaikan harga energi, namun tetap terjadi penambahan nomor tunggal identitas investor pasar modal.
Baca juga: Disperin NTB menggandeng IJK edukasi IKM terkait pasar modal
Selain pertumbuhan investor pasar modal, investor pasar saham juga mengalami peningkatan sebesar 17 persen atau setara 8.020 investor baru, sehingga totalnya menjadi 54.747 investor pasar saham di Nusa Tenggara Barat.
"Sekarang jumlah investor pasar modal termasuk investor saham, obligasi, dan reksadana sudah di angka 148 ribu yang memiliki kartu tanda penduduk NTB," kata Ngurah.
Berdasarkan data BEI, sebaran investor terbanyak di Nusa Tenggara Barat masih dipegang oleh Kota Mataram dengan jumlah 15.544 SID saham dan 32.592 SID pasar modal, lalu disusul Lombok Timur mencapai 9.616 SID saham dan 28.431 SID pasar modal, serta Lombok Tengah sebanyak 7.909 SD saham dan 24.193 SID pasar modal.
Baca juga: OJK NTB memprediksi pertumbuhan investor saham tetap tinggi
Ngurah menerangkan secara nasional jumlah SID pasar modal di Nusa Tenggara Barat berada pada peringkat 17, sedangkan SID saham menduduki posisi 20 dari 34 provinsi di Indonesia.
"Investor pasar modal di Nusa Tenggara Barat hampir sama dengan data nasional masih didominasi oleh anak muda kira-kira usia 18 sampai 35 tahun," pungkasnya.
Baca juga: Investor pasar modal dari NTB mayoritas generasi milenial
Baca juga: Legislator Dorong Warga NTB Berinvestasi Saham Syariah